Hati Septi tergerak, saat mengetahui harga garam tak sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan. “Saat itu harga jual garam cuman Rp 300 rupiah per kilo, saya jadi miris,” ujarnya mengawali pertemuan.
Septi sempat bekerja di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon dan pernah menjadi tim survei program Pengembangan Usaha Garam Rakyat (Pugar) pada tahun 2008. Tak heran, Septi harus mengamati produksi petambak garam di sepanjang kawasan pantura Cirebon dari Losari hingga Kapetakan. Melalui pekerjaan itu, Septi banyak mempelajari tata niaga garam.
Septi mulai berpikir bagaimana mengembangkan buih air laut itu lebih bernilai. Di tahun ke 8 bekerja di Dinas Kelautan, Septi menemukan cara mengembangkan garam tanpa konsumsi. Garam yang kaya akan mineral seperti natrium, kloi, kalsium, zat besi, ia racik agar menjadi obat perawatan kulit.
“Kandungan di dalam garam sangat bermanfaat sebagai anti-inflamasi yang dapat kencangkan kulit, jerawat, iritasi, serta menyeimbangkan produksi minyak dan mempertahankan hidrasi. Itu yang jadi awal saya berpikir untuk usaha garam perawatan ini,” ungkap pemilik nama lengkap Septi Ariyani.
Perempuan 43 tahun ini, mulai mengubah mindset tentang garam rakyat, yang semula hanya bisa dijual dalam bentuk garam krosok, menjadi garam industri kecantikan bernilai lebih. Menurut Septi, dengan sentuhan teknologi, garam rakyat dapat dikembangkan menjadi produk yang bermanfaat untuk kesehatan dan kecantikan.
Di tahun 2015, Septi akhirnya mendirikan “Rama Shinta Rumah Garam” produk UMKM garam kosmetik. Bak gayung bersambut. Mengusung rancangan konsep produk relaksasi, garam kosmetik Rama Shinta laris di pasaran.
Dalam sebulan, Rumah Garam Shinta berhasil memproduksi garam kesehatan dan kecantikan sebanyak 10 ton. “Proses pembuatannya tergolong sederhana. Saya cuman menyediakan bahan baku garam dicampurkan dengan bahan pelengkap seperti essential oil dan parfume. Jadilah garam kecantikan ini,” jelas perempuan berdarah Yogyakarta dan Cirebon ini.
Saat ini, usahanya telah menghasilkan aneka produk garam kecantikan dan kesehatan antara lain, face scrub, bath salt, body scrub, hair treatment, lulur mandi dan foot salt.
“Produk yang dihasilkan beragam. Ada dalam bentuk souvenir, produk kecantikan dan garam spa. Pokoknya dari ujung rambut sampai ujung kaki semua produk garam saya ada,” tuturnya.
Selain itu, Produk Rama Shinta juga sudah memiliki agen dan reseller di beberapa kota. Penjualan produk garam kosmetik ini pun diakui telah menembus mancanegara seperti Turki dan Singapura.
Keberhasilannya mengembangkan nilai tambah garam, membuatnya didapuk penghargaan sebagai wanita inspiratif pada tahun 2016.
Septi optimistis, permintaan produk garam kecantikan akan selalu ada sepanjang tahun. Hal ini seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat modern yang semakin peduli pada perawatan dan kesehatan kulit.
Ia berharap, dengan kehadiran garam kosmetik miliknya, akan mendorong para petani garam mulai berani mendiversifikasi usaha. “Artinya kalau petani garam bisa mengembangkan garam menjadi produk macam-macam, tentu garam yang semula hanya bernilai ratusan perak bisa bernilai jutaan nantinya. Saya berharap demikian,” tandasnya.
Produk Rama Shinta Rumah Garam sudah tersedia di ritel modern maupun marketplace seperti Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia. Untuk harganya ditaksir bervarian. Dari puluhan hingga ratusan ribu. *Vivi