Inspirasi edisi Juni 2023

Siwang Hj Munah - Dulu Ditolak, Sekarang Moncer di Marketplace

Ilustrasi Siwang Hj Munah - Dulu Ditolak, Sekarang Moncer di Marketplace

Jika berkunjung ke Kabupaten Cirebon, jangan lupa cicipi juga jajanan khasnya. Banyak kudapan lokal warga Cirebon yang sudah bisa dibeli melalui toko oleh-oleh di Cirebon dan sekitarnya, salah satunya terasi bawang (siwang).

Siwang merupakan campuran antara terasi dan bawang merah yang disangrai sehingga memiliki aroma terasi yang kuat. Siwang biasa disajikan sebagai pengganti lauk oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah.

Salah satu UMKM siwang yang telah moncer adalah milik Hj Munah syang telah dirintis sejak 2019 silam.

Saya mulai usaha ini dari nol sejak 2019. Awalnya sebelum saya memproduksi siwang ini saya memiliki salon rias pengantin. Ketika anak-anak saya lulus pendidikan, saya terbesit dalam pikian untuk membuka usaha siwang,“ ungkap Munah.

Bukan tanpa sebab, Munah menceritakan, sejak masih sekolah, ibunya selalu menyediakan siwang setiap kali Munah akan makan. “Pokonya kalu siwang ibu saya itu enak. Sampe gak perlu lauk lain,” ungkapnya bercerita.

Akhirnya, Munah pun berani mengambil peluang dengan mulai membisniskannya. Beruntungnya, Munah tahu resep siwang milik ibunya sehingga memiliki rasa orisinal.

Namun paham resep saja nyatanya tak cukup. Munah yang kesehariannya bekerja sebagai perias pengantin sama sekali tak memiliki pengalaman bisnis kuliner. Di awal produksinya, siwang miliknya tak begitu disukai. “Saat itu saya menjual ke grup alumni SMP, tapi ternyata kurang diminati,” terangnya.

Tak patah arang, Munah kembali memproduksi siwang. Saat itu ia hanya menawarkan ke teman dekatnya. Berharap produksi keduanya bisa lebih baik. “Alhamdulillah ternyata teman saya mulai banyak yang suka, tapi saya rasa itu belum sempurna saya evaluasi lagi,” jelasnya.

Setelah mengikuti banyak pelatihan usaha dari dinas maupun kementerian, Munah mengaku bertemu dengan banyak pelaku UMKM lainnya. Munah mendapat banyak pelajaran dan pengalaman inspiratif dari rekan bisnisnya.

Dengan terus semangat berbenah, Munah selalu belajar mengembangkan siwang agar dapat dikenal banyak orang. Dari satu pelatihan ke pelatihan lainnya, Munah belajar cara produksi, branding, pemasaran.

“Sebelum kenal pelatihan UMKM, saya pernah ditolak toko ketika ingin memasukan siwang karena belum ada legalitas. Tapi setelah mengikuti pelatihan-pelatihan, akhirnya saya bisa melengkapi legalitas dan persyaratan sehingga produk yang saya buat diterima di toko-toko,“ tuturnya.

Saat ini, Siwang Hj Munah telah bertengger di toko oleh-oleh khas Cirebon dan marketplace. Beberapa jenis siwang produk Munah antara lain triwang, rebon bawang, bawang goreng dan bumbu empal.  Untuk harganya dibanderol mulai Rp 20 ribu hingga Rp 35 ribu.

Dalam sekali produksi, Munah membutuhkan 20 kilogram bawang merah. Untuk 300 gram siwang menghabiskan 1 kg bawang merah. Bawang merah yang diolah siwang didatangkan dari Sumenep.

Karena bawang sumenep itu termasuk bagus untuk digoreng dan punya tingkat kerenyahan baik saat digoreng,“ ucap Munah.

Meski terkadang harga bawang fluktuaktif, Munah tetap menjaga kualitas dan harga siwang. Jika bawang mengalami kenaikan harga, Munah memilih mengurangi jumlah netto dibanding harus mengganti bawang yang jelek.

“Demi rasa dan kualitas, saya lebih baik mengurangi jumlah siwang dengan harga tetap. Sehingga pelanggan tetap bisa merasakan dan itu pelajaran dari pelatihan UMKM,” ungkap perempuan asal Desa Dawuan, Tengahtani itu.

Seperti diketahui, Siwang Hj Munah telah dikenal dan mudah didapatkan di berbagai platform daring seperti Grab, Bukalapak, Tokopedia, Shoppe, Lazada dan lain-lain. *Sandra

Pencarian
Edisi Terbaru 2024