Judul :
Geblog
Adonan Singkong yang Sempat Jadi Pengganti Nasi
Teaser :
Diyakini kue geblog sempat menjadi makanan pokok pengganti nasi oleh masyarakat Cirebon. Kini mulai sulit ditemui?
Body
Makanan tradisonal khas Cirebon tak ada habisnya bila dibahas. Pasalnya, Cirebon memiliki banyak makanan tradisonal yang wajib dicoba dan diketahui oleh wisatawan.
Buah tangan tradisional khas Cirebon yang patut dicoba adalah Geblog. Camilan berbahan singkong maupun ketan ini biasa dijual di waktu pagi maupun petang.
Untuk membuatnya, sediakan singkong jenis madu berwarna kecoklatan. Singkong yang sudah dikupas selanjutnya direbus di dalam air panas hingga matang. Setelah itu, singkong dihaluskan dengan dicetak di atas wadah tertentu. Adonan singkong itu pun dipotong hingga berbentuk persegi. Biasanya geblog akan disajikan di atas wadah daun pisang.
“Selanjutnya, bisa tambahkan kinca dan baluri dengan parutan kelapa untuk menambahkan rasa geblog. Atau cukup dengan parutan kelapa,” ujar Sri, salah satu pedagang Geblog di Pasar Kue Weru.
Geblog diakui sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Belum diketahui kapan tepatnya geblog ditemukan dan dikonsumsi oleh masyarakat Cirebon. Meski demikian, semula geblog diyakini menjadi makanan pokok pengganti nasi.
Geblog memiliki banyak variannya, seperti geblog ireng, geblog putih. Biasanya para penujual geblog menjajakan dagangnya dengan sejenisnya seperti klepon, growol, orog-orog hingga ketan gurih dan ketan merah. Semuanya berbahan dasar ketan dan singkong.
Kebanyakan para penjual geblog ini merupakan warisan dari keluarganya secara turun temurun. Resepnya pun tak berubah dari dulu hingga sekarang. Hanya membutuhkan bahan-bahan sederhana yang mudah ditemukan di pasar.
Saat ini, para penjual geblog mulai terhitung jari. Selain faktor perkembangan zaman, tak banyak generasi muda yang tertarik meneruskan membuat geblog..
Faktor lain yang membuat geblog mulai ditinggalkan, karena lamanya proses pembuatan. Sementara harga jajasan tradasional ini tak sebanding, hanya dibanderol senilai Rp 2.500 sampai Rp 5.000 per porsinya.
Judul :
Kue Apem
Simbol Tragedi Karbala
Teaser :
Ngapem adalah tradisi masyarakat Cirebon setiap Safar. Kue ini akan dinikmat sebagai cara saling memaafkan dan mencegah terjadinya malapetaka.
Body:
Masyarakat Cirebon mempunyai tradisi unik bernama Ngapem. Di bulan Safar dalam kalender Islam, para warga muslim di Cirebon akan beramai-ramai membuat kue apem.
Dengan kata lain, kue apem hanya muncul di waktu-waktu tertentu. Yakni pada bulan Safar tiba, sejak tanggal 1 hingga 30 bulan Safar dalam kalender jawa.
Kue apem memiliki bentuk yang khas bulat dan kotak. Ada juga yang memiliki bentuk setengah bulat. Memiliki rasa tawar, kue apem biasa dimakan dengan tambahan cairan gula merah (kinca).
Bukan tanpa alasan, konon katanya, bentuk kue apem yang beragam tersebut memiliki makna tersendiri. Bentuk kotak dan bulat menggambarkan kue apem diciptakan untuk memperingati peristiwa perang Karbala di Irak.
Bentuk bulat dari kue apem disimbolkan sebagai kepala Husain bin Ali. Sementara bentuk kotak, dimaknai badan putra Sahabat Ali tersebut. Seperti diketahui Husain dibunuh oleh pasukan Muawiyah dalam perang Karbala. Adanya gula merah cair, diartikan sebagai darah untuk mengingat peristiwa bengis itu.
Menurut kepercayaan orang Arab, bulan Safar merupakan bulan bencana. Sehingga untuk menolak bala lahirlah tradisi saling memafkan sesama umat manusia. Inilah penyebab kue apem hanya muncul di bulan Safar. Kata ‘apem’ sendiri berasal dari bahasa arab ‘affan’ yang artinya adalah maaf.
Di Cirebon, tradisi ngapem dilaksanakan pertama kali di Keraton Kanoman. Pertama kali dikenalkan oleh Sunan Gunung Jati dalam menyebarkan agama Islam di Cirebon. Sunan Gunung Jati membagikan kue apem untuk fakir miskin guna mencegah malapetaka setiap Safar.
Masyarakat Cirebon mengadakan tradisi ngapem untuk ajang silaturahmi dan saling meminta maaf.
Seiring waktu, kue apem menjadi makanan khas Cirebon yang wajib ada setiap bulan Safar. Selain bulan tersebut, kue apem akan sulit ditemui.
Untuk membuat kue apem bahan utama yang diperlukan di antaranya: tepung beras, santan, baking soda, gula pasir, gula merah. Untuk pelengkap bisa ditambahkan daun pandan, kelapa parut dan sagu.
Kue apem memiliki tekstur yang lembut, serta memiliki pori-pori yang membuat kue ini khas. Rasanya yang tawar harus disajikan dengan dicelupkan terlebih dahulu ke dalam kinca.
Masyarakat Cirebon sangat mensakralkan tradisi safaran ini. Makanya kue apem ini sangat khas dengan Cirebon. Ketika sudah memasuki bulan safar, wisatawan bisa dengan mudan menemukan kue ape mini di pedaganh pinggir jalan maupun di pasar-pasar. *Kus