Profil 1 edisi April 2023

Tahu Gejrot Amirudin - Dalam Sebulan Raup Omzet Ratusan Juta

Ilustrasi Tahu Gejrot Amirudin - Dalam Sebulan Raup Omzet Ratusan Juta

Tahu gejrot merupakan makanan khas Cirebon. Di tempat asalnya, Desa Jatiseeng Kidul, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon terdapat sejumlah pabrik pembuat tahu gejrot. Salah satunya adalah H Amirudin, yang merupakan generasi ke-3 pembuat tahugejrot.

Laki-laki yang berumur 67 tahun itu mengaku, dulu kakek buyutnya pernah bekerja dan melihat orang Tionghoa membuat tahu, lalu kakek buyut Amirudin meniru dan membangun pabrik tahu gejrot.

Saya meneruskan usaha buyut saya itu,” kata Udin, sapaannya.

Keberadaan tahu gejrot sudah ada di Jatiseeng sejak tahun 1930. Dia bersama istrinya baru menerima tanggung jawab meneruskan produksi tahu gejrot pada 2007 silam sepeninggal orang tuanya.

Untuk membuat tahu gejrot bukan perkara mudah. Jam tidur Udin harus terganggu, karena harus mengangkat rendaman kacang kedelai sewaktu-waktu.

“Jadi pengusaha tahu gejrot ya memang harus rela kurang tidur. Dulu kadang sampe jam 2 pagi masih kerja. Karena memang harus siaga, tidak bisa diserahkan ke pegawai begitu saja,” jelas Udin.

Bertahun-tahun Udin berupaya mengembangkan usahanya agar memiliki pasar yang lebih luas. Benar saja, berkat upayanya saat ini pelanggannya bukan hanya dari Jatiseeng dan sekitarnya saja, melainkan berbagai kota.

“Alhamdulillah saya punya pelanggan tetap dari Kuningan, Tegal, Brebes, dan Bandung. Kalau dari Bogor biasanya pesan lewat online, karena saya punya market place supaya enggak ketinggalan zaman” ujarnya berkelakar.

Dalam sehari, Udin mampu memproduksi 24 ribu biji tahu gejrot atau setara 2 kuintal kacang kedelai yang ia impor dari luar daerah.

“Dari 2 kuintal kacang itu menghasilkan 40 sampai 50 cetakan, dan setiap cetakan bisa menghasilkan 600 biji tahu,” ungkapnya.

Setiap satu buah tahu gejrot ia jual Rp 300 rupiah. Harga tersebut sudah mengalami kenaikan, yang sebelumnya Rp 175 rupiah.

Jika dijumlahkan, omzet dalam sebulan, Udin mampu mengantongi Rp 200 juta. Jumlah tersebut sudah dipotong untuk modal dan honor 6 pegawai yang selama ini membantunya produksi.

“Saya juga jual secara online, dibantu sama anak saya yang lebih paham. Seperti Shoope, Facebook, dan Instagram,” ungkapnya.

Sebagai pengusaha, ia menuturkan harus melek teknologi. Perlahan tapi pasti. Para pengusaha harus berani beradaptasi dengan kecepatan zaman, jika ingin tetap bertahan.

Tahu gejrot milik udin adalah warisan turun temurun. Maka tak heran, bila tahu gejrot milik Udin mendapat pujian dari pelanggan. “Padahal di sini ada pabrik tahu gejrot lain, tapi kata pelanggan saya, tahu gejrot milik saya itu beda. Rasanya lebih enak,” kata Udin, menirukan.  

Dalam membuat tahu gejrot melalui tahapan panjang. Harus melewati beberapa proses terlebih dahulu. Seperti direndam selama 8 jam lalu ditiriskan hingga mengering, baru digoreng.

“Tahu ini lebih ringan dan kecil, berbeda dengan tahu sumedang. Karena telah melewati proses yang cukup lama untuk menghilangkan airnya,” jelas Udin.

Sebagai generasi ke-3 Udin sebisa mungkin agar tahu gejrot buatannya tidak sampai kehilangan ciri khasnya. Resep dan teknik pembuatan yang dia pelajari dari orangtuanya sebisa mungkin dijaga.

Laki-laki dengan kulit kuning langsat itu juga menceritakan, selain menjadi kuliner khas Cirebon, tahu gejrot sudah menjadi mata pencaharian utama bagi sebagian besar warga Desa Jatiseeng.

“Tahu gejrot ini sudah menjadi mata pencaharian utama saya. Kedepan saya akan berupaya mengembangkan usaha ini bagar omzet semakin meningkat,” katanya. *par



Pencarian
Edisi Terbaru 2024
Agustus 2024
Cover edisi Agustus 2024
Juli 2024
Cover edisi Juli 2024
Juni 2024
Cover edisi Juni 2024