Terletak di perbatasan kota, Desa Kertawinangun, Kecamatan Kedawung menjelma menjadi desa yang padat penduduk. Memiliki luas wilayah kurang lebih 76.706 meter persegi, desa ini dipadati dengan pemukiman, gedung perkantoran, rumah kos hingga perguruan tinggi.
Alhasil, Pemerintah Desa Kertawinangun sulit mengembangkan potensi desa yang ada. Tak heran saat ini, Pendapatan Asli Desa (PADes) pun diakui belum terserap optimal.
“Kita memang belum bisa memaksimalkan potensi desa untuk pemasukan PADes,” ujar Dedi, kuwu Desa Kertawinangun.
Meski demikian, sosok yang telah menjabat 3 tahun ini mengaku tak ingin hanya berpangku tangan. Di tahun 2023, dirinya bertekad mendirikan unit perdagangan dan jasa demi mendongkrak PADes. Pemdes Kertawinangun berencana membuat kafe atau kedai cepat saji.
Dedi melihat, ramainya para mahasiswa dan pegawai akan memberi peluang untuk peningkatan ekonomi desa.
“Apalagi kalau kita lihat anak-anak muda Cirebon hari ini lebih suka aktivitas luar ruangan. Seperti berkumpul bersama rekan sejawat di tempat yang menyediakan menu cepat saji. Kita lihat itu sebagai peluang,” ungkap Dedi.
Selain kedai cepat saji, unit usaha lain yang akan didirikan pemdes yakni loket pembayaran untuk transaksi elektronik. Loket tersebut juga dapat memungkinkan warga untuk mengurus pelayanan publik melalui satu pintu. Yang rencananya akan dibangun tak jauh dari kantor desa.
Dedi mencanangkan, keuntungan yang diperoleh dari pendirian unit usaha tersebut dapat menjadi modal tambahan untuk membangun desa.
“Kita berencana menyasar sejumlah sektor usaha, namun pelaksanaannya memang harus bertahap,” jelasnya.
Untuk merealisasikannya, pria berusia 40 tahun itu membutuhkan anggaran sebesar Rp 50 juta, yang berasal dari dana desa.
“Kita juga berharap, upaya ini terus didukung Pemkab Cirebon agar desa kami semakin maju dan tentunya lebih optimal dalam memberikan pelayanan untuk masyarakat,” katanya. *Mir