Poin seri, babak final cabang olahraga menembak 10 meter air pistol women Porprov XIV Jawa Barat 2022 mempertemukan atlet Kabupaten Cirebon dengan Bekasi.
Atlet penembak Kabupaten Cirebon Naura Amalia mendapat giliran terakhir. Tiba-tiba saja pertandingan terasa begitu berat. Kemenangan dan kekalahan tim ada di pundaknya.
"Waktu itu kita sama Bekasi sebelum last shoot itu poinnya seri. Tembakan terakhir giliran aku," ungkap Naura, sapaan akrabnya.
Satu sentimeter saja meleset, habis sudah harapan meraih medali emas. Tapi Naura paham, ia sudah berjuang sejauh ini. Kini saatnya ia bertawakal. "Pas final kita pasrah. Yang penting teknik yang bener dulu," ucapnya.
Peluru dilesatkan. Suasana tiba-tiba terasa hening sejenak. Naura menoleh ke Wafi, rekan duetnya. Wafi mengangguk, mengisyaratkan Naura telah berhasil.
"Sebelum akhir, kita seri. Dua orang tim dari Bekasi dapat nilai 9 dan 10. Dan Alhamdulillah waktu itu, last shot saya dapat sepuluh. Dan sebelumnya Wafi dapat nilai 10," ungkap Naura, menceritakan.
Naura tersenyum lebar. Berbalik lalu berlari ke arah ayahnya yang sedari awal pertandingan menjadi pendukung utama untuknya. “Kita menang, Ayah," pekik Naura sambil memeluknya.
Begitulah detik-detik paling berkesan bagi Naura, sebagai atlet penembak yang berhasil meraih medali emas. Ia pun mengharumkan nama daerah.
Naura adalah mahasiswa hukum UNS. Di sela-sela waktu, ia masih berlatih menembak. Masih banyak capaian-capaian lain yang menjadi targetnya di masa depan.
Bagi Naura, membagi waktu sudah menjadi bagian dari hidupnya sejak kecil. Ia tak pernah meninggalkan pendidikan meski ia harus berlatih keras mengasah bakatnya.
Naura memilih menggeluti cabor menembak, berkat ayahnya. Ayah Naura bernama Ali Mashar, yang juga atlet penembak asal Kabupaten Cirebon. Naura tak jarang berlatih bersama.
Naura menceritakan, seorang pelatih berkata kepada ayahnya waktu itu, bahwa Naura memilki bakat kuat menjadi atlet menembak.
"Saat kelas 5 SD aku diajak ayah untuk latihan di lRanggajati, karena ada pelatih Korea yang datang ke Kabupaten Cirebon," katanya.
Naura sangat menikmati hari-harinya dengan menembak. Ia senang bisa dekat dengan dunia ayahnya.
"Senang ngerasa deket sama dunianya ayah. Aku tahu bakatnya ini. Punya aktifitas di luar sekolah. Punya keinginan dan value yang berbeda dari orang lain," ujarnya.
Tapi Naura bukan tanpa hambatan. Tak mendapat izin dari sekolah sempat menyulitkannya. Sebab kala itu, menembak masih menjadi cabang olahraga yang tidak begitu familiar di sekolah. Barulah ketika beranjak SMP dan SMA ia mendapat dukungan penuh dari sekolah.
Pertama kali Naura mengikuti kejuaraan saat kelas 6 SD. Setahun berikutnya, ia memenangkan kejuaraan Porda Jabar 2014 di Bekasi. Berlanjut pada 2016, ia meraih medali emas 10 Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat.
Di tahun 2018, Naura kembali meraih emas Porda Jabar. Ia mengantongi dua sekaligus medali emas. Terbaru pada 2022 di Porda Jabar, ia menambahkan perolehannya dengan merahi 3 medali dan satu perunggu.
Di Porprov XIV Jawa Barat lalu, Naura mengikuti 3 cabang perlombaan sekaligus. Tentu saja, tidak mudah untuk bisa terpilih masuk ke kejuaraan Porda. Sebab pelatih hanya akan mengikutsertakan orang-orang terbaik, yang disiplin dalam latihan.
Naura merasakan betul menjadi atlet. Selain kerja keras, biaya pun tak sedikit yang harus dikeluarkan.
beda. Perlu modal. Sampai sepuluh nomor, ada atlet itu bisa main segitu. Kasihan juga."
Meski demikian, Naura tidak pernah patah arang. Bagi Naura menembak adalah dunianya saat ini. Dari dulu, Naura hanya menjalankan hobinya. Ia tidak menduga karena hobinya pula, ia mampu mengharumkan nama daerahnya. *Iz