Eksistensi Desa Panguragan, Kecamatan Panguragan tak terlepas dari sosok Nyi Ratu Mas (Nyimas) Gandasari, sosok perempuan penyebar agama Islam sekaligus pendiri desa. Hingga kini, makam keramat Nyimas Gandasari pun selalu ramai dari peziarah.
Namun di balik ramainya peziarah, situs makam Nyimas Gandasari dinilai belum tertata rapi. Untuk bisa ke situs, para peziarah diharuskan berjalan kaki sejauh 1,5 kilometer, karena belum tersedia akses untuk kendaraan.
Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Desa Panguragan tak ingin tinggal diam. Kuwu Desa Panguragan Mulyadi mengatakan, agar lebih mudah diakses pengunjung, ia telah berkolaborasi bersama Desa Panguragan Lor. Seperti diketahui, sebelumnya para peziarah harus memarkir kendaraanya di lahan kosong milik Pemerintah Desa Panguragan Lor.
“Kedepannya para peziarah tidak perlu lagi berjalan kaki, karena akan kita sediakan kendaraan wisata yang bisa digunakan mengantar mereka ke lokasi ziarah,” kata Mulyadi.
Mulyadi menuturkan, selain untuk menjaga situs religi terawat, upaya tersebut ia lakukan agar desa dapat meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes). Mulyadi menjelaskan, melalui pengembangan kawasan wisata diharapkan akan dapat menyerap tenaga kerja lokal, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat.
Meski demikian, pria berusia 53 tahun itu menyadari, penataan kawasan situs makam Nyimas Gandasari tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Mulyadi berharap, estapet pembangunan yang telah dicanangkan akan terus berlanjut. Sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat dari pembangunan itu sendiri.
“Kita meyakini kalau wisata religi ini bisa dikembangkan akan beriringan dengan pendapatan desa. Karena kehadiran wisatawan religi,” jelasnya.
Sebelumnya, Pemdes Panguragan lebih dahulu memiliki program prioritas seperti digitalisasi pelayanan.
“Masyarakat yang membutuhkan dokumen maupun administrasi tak perlu mengantre lama. Tidak kurang dari satu menit sudah selesai,” tandas Mulyadi. *Mir