Kesibukan di dapur produksi kerupuk rambak milik Asiri (45) warga Desa Trusmi Wetan, Kecamatan Plered mulai terlihat sejak pukul 7 pagi. Bersama lima karyawannya, Asiri akan mengolah puluhan kilogram kulit sapi dan kerbau sebagai bahan dasar membuat kerupuk rambak.
Dalam sekali produksi, Asiri mampu menghasilkan 35 kg kerupuk. Selanjutnya ia akan menjualnya ke pasar lokal maupun luar daerah.
"Kita sudah punya pasar hingga ke luar daerah," ujar Asiri.
Hadir dengan cita rasa asin nan gurih, kerupuk rambak dikenal dengan kerenyahan yang menarik. Bisnis tersebut, merupakan usaha turun temurun yang Asiri geluti sejak sepuluh tahun silam.
Mulanya Asiri hanya membantu bisnis orang tuanya. Sepeninggal orang tua, Asiri kemudian meneruskan bisnis tersebut hingga sekarang. Dalam sebulan, Asiri pun meraup omzet hingga belasan juta rupiah dari penjualan kerupuk rambak. *Mir