Di tengah kesibukannya bekerja bersama legislator, perempuan satu ini selalu meluangkan waktunya dengan memasak di rumah. Baginya, dengan tetap memasak di rumah menjadi kunci meningkatkan kualitas hubungan berkeluarga.
Adalah Wiwin Winarti, Kepala Sub Koordinator Kepegawaian Sekretariat Daerah Kabupaten Cirebon. Memasak menjadi hal wajib baginya. Dengan memasak, ia merasakan banyak hal positif yang ia dapat. Pertama, tentunya memiliki waktu lebih banyak untuk berkumpul bersama keluarga.
“Karena saya masak sendiri, waktu makan di rumah bisa dijadikan quality time bersama. Saya bisa mengobrol sambil masak dan makan bersama keluarga,” ucapnya.
Kedua, dapat membangun romantisme hubungan berumah tangga. Wiwin pun menceritakan bagaimana hubungannya dengan suami sangat baik hanya karena ia memasak.
Suatu hari, Wiwin pernah mengajak suami untuk makan bersama di rumah namun ditolak karena sang suami sibuk. Namun setelah mengetahui bahwa Wiwin telah lebih dahulu memasak, suami pun menurut.
“Ayah ayo makan bareng di rumah! Enggaklah Bu, Ayah lagi males. Tau begitu ibu tadi enggak usah masak! Oh kalau begitu mau kalau masakan ibu sendiri,” kata Wiwin, menceritakan.
Di waktu berikutnya, suaminya ingin makan dan minta dimasakin. Si suami merayu Wiwin yang saat itu tengah kehilangan mood karena banyaknya pekerjaan rumah yang belum dilakukan.
“Waktu itu saya enggak masak karena banyak baju yang belum disetrika. Tapi karena suami minta dimasakin walaupun cuman telur dan terasi jadi saya tetap harus masak,” jelas Wiwin.
Bagi Wiwin, dengan memasak sendiri, Wiwin juga mengetahui selera makanan keluarga. Hal itu yang membuat hubungan semakin harmonis.
“Kalau makan bareng keluarga, anak-anak lebih senang makan di rumah dari pada diluar. Bahkan tidak jarang kalau di luar kalau makan justru enggak habis karena tidak sesuai selera,” ungkapnya.
Karena itu, hampir setiap pagi dan malam Wiwin masak makanan untuk keluarga. Sebelum masak, Wiwin akan menawarkan anak-anak menu makanan apa yang mau disediakan di hari itu dan esoknya.
“Biasanya sih anak-anak lebih suka makan pakai ayam suir, tempe dan lain-lain. Tapi kalau saya belikan masakan dari warung tetap saja tidak mereka makan. Mungkin harus saya yang masak sendiri,” ucapnya.
Wiwin dan suaminya memiliki hobi yang sama, yaitu memasak. Saat tengah berkumpul di rumah, tak jarang ia dan suami akan masak bersama. Kalau suami masak, Wiwin yang meracik bumbunya. Begitu pun sebaliknya.
Hobi memasak ternyata sudah dilakoni Wiwin sejak duduk di bangku sekolah dasar. Wiwin banyak belajar memasak dari ibunya.
Kala itu, Ibu Wiwin suka membantu memasak untuk orang-orang yang sedang memiliki hajat besar. Sehingga Wiwi sudah terbiasa tinggal sendiri di rumah dan memasak makanan sendiri.
“Waktu saya kecil, kalau sedang sendiri sih biasanya saya masak sendiri, mengambil daun pagar-pagaran untuk jadi lauk. Jadi sejak kecil saya sudah terbiasa masak,” tuturnya.
Kebiasaan itu yang membuat Wiwin pandai mengolah makanan apapun menjadi enak. Wiwin biasa memasak lauk pauk hingga cemilan khas daerah lain.
“Saya juga bisa masak Tempoya, makanan khas Sumatera dari buah durian. Diambil dagingnya dikasih garam, dan difermentasi didalam toples kemudian dimasak,” ungkapnya.
Wiwi juga jago membuat kue. Dia bahkan pernah berjualan kue kering keliling rumah-rumah warga guna mencukupi kebutuhan hidup dan biaya sekolah.
Saat usianya 19 tahun, Wiwin mulai berkarir di Sekretariat Daerah (Sekda) Kabupaten Cirebon. Kala itu sambil berjualan kue kering. Bedanya, setelah bekerja ia hanya berjualan di lingkungan kantor kerja.
“Alhamdulillah waktu itu banyak pejabat kantor yang membeli. Mereka suka kue kering buatan saya. Katanya lebih kering dan enak rasanya,” katanya. * Iz