Fokus 4 edisi Oktober 2022

Tata Ulang Kawasan Batik

Ilustrasi Tata Ulang Kawasan Batik

Pemerintah Kabupaten Cirebon telah mewacanakan pengembangan kawasan batik cirebon. Salah satunya di Kawasan Wilayah Batik Trusmi (KWBT) yang akan disulap seperti kawasan Malioboro. Rencana tersebut telah bergulir sejak 2017 saat Pemprov Jabar menetapakan Kawasan Metropolitan Cirebon Raya.

Pegawai Sub Koordinator Perekonomian Badan Perencanaan dan Penelitian, Pengembangan Pembangunan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Cirebon Widyastuti mengatakan, penataan KWBT akan dimulai dari peningkatan jalan pada dua jalur sepanjang 400 meter. 

Selanjutnya, penataan situs Kibuyut Trusmi yang akan dibangun gedung pertunjukan. Gedung tersebut, berguna untuk wadah penampilan kesenian lokal. Juga tempat kegiatan pengenalan  beragam kuliner dan kerajinan khas Cirebon di waktu tertentu. 

Perencanaan rute transportasi dan rekyasa lalu lintas menuju obyek wisata juga disiapkan. Para wisatawan tak hanya akan mendapatkan keelokan KWBT, melainkan terintegrasi pula dengan wisata lainnya seperti kuliner, situs hingga industri rotan.

“Kompleks kawasan tersebut akan ditata ulang mulai tahun ini,” ujar Widya.

Tak ketinggalan, sarana parkir juga akan dibangun di dua titik untuk transportasi wisatawan. Terakhir, pengembangan wisata kuliner dan kriya di sekitar KWBT. 

Sementara itu, Kepala Bidang Perindustrian Disperdagin Kabupaten Cirebon Rodiyah menargetkan sebanyak 30 pelaku Usaha Miro Kecil Menengah (UMKM) batik akan mendapat pembinaan agar kelas di tahun mendatang. Salah satunya melalui pelatihan digitalisasi marketing atau market place untuk pelaku UMKM Batik.

“Program kita menyesuaikan anggaran. Maka setiap tahunnya kita melibatkan hanya 30 peserta. Namun targetnya seluruh pelaku UMKM batik mendapat pelatihan ini,” jelas Rodiyah.

Di samping pembinaan,  Disperdagin juga akan mengadakan pameran produk UMKM Batik. Pameran ini digelar sebagai sarana promosi beragam produk batik cirebon kepada para pengunjung yang datang. Nantinya sejumlah pelaku UMKM batik mengisi stand dan dapat mempromosikan produknya.  

Rodiyah juga berjanji akan mengirim delegasi ekspo produk UMKM batik yang diadakan di luar daerah. 

“Kita bawa beragam produk UMKM seperti makan dan fashion batik untuk dipromosikan ke acara tersebut. Jika nanti para pengunjung tertarik, kita akan hubungkan kepada pemilik batik itu sendiri,” katanya.

Tak lupa, Disperdagin akan membuat Fashion Show Batik untuk mengenalkan budaya batik. Melalui itu diharapkan batik cirebon dapat dikenal lebih luas. Sebab masyarakat akan melihat langsung bahwa batik cirebon tidak hanya dikenakan dalam kegiatan formal namun juga dapat dikenakan dalam keseharian.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon Pandi, SE mengatakan, meski batik cirebon telah dikenal dan mendunia, namun sejauh ini kawasan pasar hanya dinikmati segelintir pedagang batik saja.

Menurutnya, masih banyak pedagang batik yang sepi pembeli karena wisatawan hanya berkunjung di satu showroom. Dampaknya bukan hanya dirasakan pedagang batik, tetapi juga para perajin dan UMKM sekitar.

“Nasib perajin batik juga memprihatinkan. Sudah hanya mendapat upah murah, ditambah banyak dari mereka baru bisa menerima upah setelah kain batik buatannya terjual,” kata Pandi.

Oleh karenanya, Pandi mengingatkan agar pemerintah berkewajiban menata serius KWBT sehingga manfaatnya dapat dirasakan seluruh perajin dan pengusaha batik maupun masyarakat luas. Misalnya dengan merekrut tukang ojek maupu dokar khas Cirebon untuk memudahkan pelayanan transportasi bagi wisatawan yang ingin berkeliling di kawasan batik trusmi. 

“Kesimpulannya pemda menata ulang KWBT agar pengunjung tidak terjebak di satu titik saat berlibur di wisata pasar batik trusmi.  Kalau pemda serius, kita bisa bahas bersama dengan SKPD-SKPD terkait. Dan, jika dibutuhkan kita undang investor,” pungkasnya. *Iz

 

Pencarian
Edisi Terbaru 2024
Agustus 2024
Cover edisi Agustus 2024
Juli 2024
Cover edisi Juli 2024
Juni 2024
Cover edisi Juni 2024