Perempuan satu ini selalu menggunakan waktu luangnya untuk membaca. Baginya, membaca merupakan kunci untuk memperluas pemikiran dan menambah wawasan.
Bekerja di tengah-tengah para legistalor, sudah keharusan ia harus tahu dan update akan isu-isu yang berkembang.
“Di waktu isirahat atau kalau lagi sedang tidak ada tugas, saya selalu membaca dan mendalami kasus-kasus daerah maupun nasional yang sedang berkembang. Tak jarang saya juga berdiskusi dengan pejabat-pejabat lain mengenai itu,” ungkap perempuan bernama Nisa Afidah itu.
Nisa, sudah enam belas tahun bekerja menjadi Analis Perancang Perundang-undangan Sekretariat DPRD Kabupaten. Salah satu tugasnya ialah memfasilitasi pembentukan peraturan daerah (perda). Baik dari administrasi, sarana dan prasarana maupun isinya.
Tak ayal, bagi Nisa, membaca selain karena hobi juga merupakan rutinitasnya.
Dengan membaca, Nisa merasakan banyak hal positif yang didapat.
“Membaca membuat saya terbiasa berpikir kritis. Rasa ingin tahu secara mendalam terhadap banyak hal tumbuh. Sehingga saya aktif bertanya, mendengarkan dan berbagi pengetahuan,” katanya.
Kegiatan membaca ternyata sudah menjadi hobi yang dilakukan Nisa sejak kecil. Bahkan saat baru menginjak sekolah dasar, Nisa gemar membaca majalah, seperti Majalah Gadis dan Majalah Bobo yang terkenal saat itu.
“Saya biasa membaca di waktu malam hari sebelum tidur. Biasanya didampingi ayah saya sambil sesekali main tebak-tebakan,” kenangnya menceritakan.
Menurutnya, hobi membaca itu didorong oleh ayahnya yang selalu mengajak Nisa membaca. Sang ayah, selalu rutin membeli berbagai majalah untuk Nisa.
“Dari dulu ayah saya langganan beli majalah. Ia sengaja membelinya agar dibaca manak-anaknya. Kalau saya biasa membaca majalah gadis yang terbit setiap sepuluh hari sekali,” ungkapnya.
Hampir seluruh hidup Nisa tak terlepas dengan membaca buku. Setiap hari, Nisa mampu menghatamkan satu buah buku.
Sembari membaca, Nisa tak lupa menuliskan hasil bacaannya dalam buku catatan. Selain membaca buku, Nisa juga aktif berdiskusi.
Kisah kenangan karena hobinya itu pun tak pernah Nisa lupa.
Saat duduk di bangku SMP, Nisa akan dinanti teman-temannya untuk berbagi cerita isi majalah. Tak heran setiap jam istirahat, Nisa lebih memilih berkumpul menjadi pembicara di hadapan sejawatnya kala itu.
“Biasanya kurang lebih enam teman saya selalu bertanya ke saya. Sudah terbit belum majalahnya? Terus isi ceritanya gimana? Sontak sambil beristirahat dan bergurau di kelas, saya akan menceritakan,” ungkapnya.
Memasuki SMA, Nisa semakin aktif membaca. Bukan hanya majalah, ia juga telah rutin membaca koran hingga buku-buku tokoh pendiri bangsa. Sejak saat itu ia terbiasa membabat habis buku.
“Di rak buku ayah saya banyak buku-buku tokoh nasional, seperti Soekarno, Hatta hingga Sarinah. Di usia SMA saya mulai terbiasa mengkhatamkan buku-buku tersebut ,” kata Nisa.
Saat duduk di bangku kuliah, Nisa sudah terbiasa membaca cepat.
"Kini saat membaca buku, saya jadi tahu mana isi tulisan yang paling dibutuhkan untuk dibaca," ujarnya.
Nisa juga aktif bertanya dan berdiskusi saat jam kuliah. ia selalu bertanya setiap dosen memaparkan.
Nisa dengan tegas mengajak agar orang-orang gemar membaca apapun.
Sebab wawasan yang bertambah akan membuat dunia pendidikan lebih maju. Dengan majunya dunia pendidikan, tidak ada lagi masyarakat yang mudah dipengaruhi. *Muizz
.