Desa Sirnabaya, Kecamatan Gunungjati dikenal salah satu daerah yang menyimpan banyak peninggalan sejarah Cirebon. Meski demikian, belum semua peninggalan sejarah sejak zaman Kesultanan Sunan Gunung Jati itu dapat terungkap.
Hal itu yang melatar belakangi Desa berjuluk Singopuro itu, mencetuskan ide untuk fokus menjadi desa wisata di wilayah utara Kabupaten Cirebon. Para warga berkeinginan Desa Sirnabaya dapat menjadi magnet wisata dengan tidak hanya menawarkan aspek religi saja. Melainkan juga sejarah dan budaya asli Desa Sirnabaya.
Oleh karena itu, Kuwu Desa Sirnabaya Rawin pun mengaku telah membuat program desa wisata, yang belakangan diketahui menjadi salah satu program unggulan.
Rawin telah membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sebagai pelaksana program. Mereka bertugas melacak beberapa situs sejarah yang ada di Desa Sirnabaya untuk memberi nilai tambah demi menggaet wisatawan.
Selain itu, Pemdes Sirnabaya tengah merencanakan pembuatan monumen berupa tokoh dan figur penting pendiri desa untuk mengenang. Tak hanya itu, Rawin juga akan mendirikan sanggar sebagai sarana untuk melestarikan budaya sekaligus memfasilitasi para penggiat seni.
“Kita memang sedang mengakomodir para pegiat seni untuk menjaga aset dan warisan leluhur agat tak hilang ditelan zaman dengan membentuk sanggar,” ujar Rawin.
Langkah utama sebelum itu, Rawin akan merombak sedikit tata letak kantor desa sebagai beranda depan desa wisata.
Meski demikian, Rawin menjelaskan, biaya yang harus digelontorkan untuk menjadi desa wisata budaya tidaklah murah. Ia menaksir akan memakan anggaran hingga milyaran rupiah.
“Memang kalau mau serius kurang lebih kita harus gelontorkan Rp 1 miliar anggaran,” jelasnya.
Oleh karenanya Rawin berharap program tersebut dapat disambut baik dan didukung semua pihak terutama Pemerintah Kabupaten Cirebon.
“Mudah-mudahan program ini bisa didukung penuh agar targetnya cepat selesai,” pungkasnya. *Mir