Profil 2 edisi Juli 2022

Anto Subianto (Upperdack) - Jiwa Pemadam Tak Pernah Padam

Ilustrasi Anto Subianto (Upperdack) - Jiwa Pemadam Tak Pernah Padam

Anto Subianto gemetar setiap kali mendengar sirene mobil pemadam kebakaran (damkar). Sekelebat kenangan saat dia masih menjadi bagian dari damkar terlintas di pikirannya.

Anto memang sempat menjadi personil pemadam kebakaran sebelum sekarang ia menjabat Kepala Sub Bagian Persidangan dan Risalah Sekretariat DPRD Kabupaten Cirebon. 

Pria lulusan SMA 1 Lemahabang itu,  mengawali karirnya di damkar pada tahun 2002. 

Tak tanggung-tanggung kurang lebih 17 tahun Anto menjadi kepala pos jaga di Ciledug.

Meski menjadi kepala pos, bukan berarti ia tak pernah terjun di lapangan. Tak jarang Anto akan turun langsung membersamai petugas lainnya.

"Kadang saya juga harus menyupir sendiri mobil damkar, ketika ada kebakaran atau apapun yang sangat mendesak," ujar pria lulusan STAI Yasmi itu.

Bagi Anto pengalamannya di damkar sangatlah berkesan. Setiap kejadian kebakaran, Anto harus siap kapanpun tanpa melihat waktu dan hari. Ia akan bersedia melaksanakan tugas.

"Pernah suatu waktu ada kebakaran di sebuah pasar, kita terlambat datang karena jaraknya yang jauh. Sampai di tempat, kita dilempari genting sama gelas oleh masyarakat setempat," kenangnya menceritakan.

Anto tak mempermasalahkan, jika sebagian warga marah karena kedatangan damkar kerap terlambat. Menurutnya, musibah kebakaran adalah hal tak terduga. Sementara tim damkar juga perlu persiapan dan waktu menuju tempat kejadian. 

"Jadi memang harus dimaklumi semua. Namun kita akan tetap bersikap baik sekalipun para warga akan marah dengan kita," kata Anto.

Anto mengatakan, seorang petugas damkar harus profesional dalam bekerja meskipun mendapatkan respon yang kurang baik dari masyarakat setempat.

"Saat kita masuk lokasi pasti ada saja warga yang inginnya diselamatkan terlebih dahulu. Namun karena kita harus profesional, kita akan utamakan yang paling layak diselamatkan," jelasnya.

Hingga tahun 2020, Anton pun dimutasi dari Dinas Damkar dan beralih tugas di Kantor Kecamatan Greged sebagai Kasubag Umum. 

"Saya sempat menjabat kasubag umum di kantor kecamatan. Namun saya mengalami keguncangan budaya atau culture shock karena harus bekerja di ruangan. Dan saya tidak biasa," katanya.

Meski demikian, Anto bukanlah pria yang gampang menyerah. Sebisa mungkin dia menyesuaikan diri agar bisa mengerjakan tugasnya dengan baik.

"Prinsip saya, ditugaskan di manapun saya akan berusaha menikmati pekerjaan itu. Harus terus belajar, dan berikan yang terbaik," ungkapnya.

Kisah menariknya, jauh sebelum Anto menjadi abdi negara, Anto sempat menjadi pebisnis minyak bumi terlebih dahulu.

"Pada tahun 1991 saya punya teman TNI. Saat itu saya ditawari oleh dia untuk mendaftar PNS, tapi saya tolak karena waktu itu sedang bergelut bisnis minyak tanah," tuturnya.

Namun saat minyak bumi itu tergantikan dengan gas, Anto pun harus menutup bisnisnya.

Saat ini, di usianya yang tidak lagi muda, Anto hanya ingin fokus pada keluarganya. Belum lagi istrinya yang akhir-akhir ini kerap mengeluh tak enak badan.

"Sekarang sih, kalau hari libur pengen kumpul aja di rumah bersama istri dan anak. Soalnya istri sedang tidak enak badan, jadi harus siap siaga," katanya.

Meski demikian, Anto mengaku, jiwa menjadi personil damkar masih terus ada dan tak pernah padam. Kalau pun Dinas Damkar membutuhkannya, ia akan siap sedia membantu.

"Karena saya mulai karir dari Damkar. Jiwa saya masih damkar. Saya masih peduli, kapan pun kalau dibutuhkan, saya siap untuk membantu," pungkasnya. *Par

 

Pencarian
Edisi Terbaru 2024
Agustus 2024
Cover edisi Agustus 2024
Juli 2024
Cover edisi Juli 2024
Juni 2024
Cover edisi Juni 2024