Tak banyak tahu, jika Desa Kreyo, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon tengah menjadi percontohan akibat keseriusannya mengelola sampah setelah kehadiran mesin canggih pembakar sampah.
Kuwu Desa Kreyo Rusdina mengatakan, kehadiran mesin pembakar sampah modern sejak April 2022 berangsur-angsur mampu mengurai masalah sampah yang semula tak terbendung.
“Dulunya kita benar-benar kewalahan karena TPS penuh dan sampah berserakan,” kata dia.
Mesin pembakar sampah tersebut diakui memiliki daya tampung hingga 4 ton sampah dengan sistem incinerator. Sampah-sampah yang menumpuk di rumah akan diangkut melalui gerobak yang telah disediakan Pemdes Kreyo. Dalam sebulan, setiap rumah akan membayar iuran Rp 10 ribu.
Meski demikian, Rusdina menuturkan, Pemdes Kreyo juga mengalokasikan anggaran senilai Rp 120 juta per tahun yang digunakan untuk membiayai program tersebut.
“Memang masih dalam tahap percobaan apakah Rp 120 juta ini bisa mencukupi atau tidak. Kita juga masih ada tim kuning pengambil sampah yang kita biayai dari iuran warga,” tutur Rusdiana.
Anggaran tersebut dialokasikan untuk menggaji 2 petugas pembakar dengan masing-masing Rp 1,5 juta per bulan, listrik, solar hingga perawatan mesin.
Namun begitu, Rusdina menjelaskan masih ada kekurangan yang membuat pekerjaan mesin ini belum optimal, karena tidak semua jenis sampah bisa langsung dibakar.
“Kalau sampahnya basah itu tidak bisa dibakar, jadi kita pilih. Kemudian yang masih layak kita jual kembali sehingga tidak semua sampah bisa dimasukkan ke mesin. Kita berharap dengan keberadaan mesin modern itu sedikit bisa mengurai sampah,” jelasnya.
Selain upaya mengurai sampah, Pemdes Kreyo juga memiliki program infrastruktur. Di antaranya, pembangunan jembatan, Tanggul Penahan Tanah (TPT), pertanian hingga normalisasi sungai.
“Itu beberapa program kita yang saat ini sudah berjalan. Tetapi paling kita banggakan adalah program bebas sampah yang sudah dirasakan manfaatnya,” pungkas Rusdina. *Kus