Pria yang satu ini terlihat begitu optimis dan ramah senyum saat dihujani pertanyaan. Dia adalah Wawan Siswandar SE MS i, yang saat ini menjabat Kepala Bagian Keuangan DPRD Kabupaten Cirebon. Sebelum berada di titik ini, Wawan sapaan akrabnya, tak pernah menyangka akan menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Sejak masih duduk di bangku SMA, Wawan hanya bertani. Ia membantu menggarap sawah milik kakek dan neneknya. Kebiasaan itu bahkan terus ia lakukan hingga lulus sekolah.
Selepas lulus, tepatnya tahun 1993, Wawan pun mencoba merantau di beberapa daerah. Ia pernah menjadi tukang bangunan hingga berjualan di Jakarta bersama saudaranya.
“Di Jakarta tidak lama, hanya setahun. Karena Bibi saya ada di Banten, jadi pindah ke Banten pada 1994,” tuturnya.
Di Banten, ternyata menjadi titik awal karir dari seorang Wawan. Di tahun yang sama, ia mendapatkan informasi dari bibinya mengenai tes calon pengawai negeri sipil (CPNS). Ia pun mengikutinya. Bak mendapat durian, di usianya yang masih muda Wawan dinyatakan lulus tes CPNS.
“Usia kurang lebih 21 tahun saya diangkat jadi PNS dan diminta untuk mengabdi di Banten sampai 7 tahun,” kenang Wawan.
Hingga pada 2001, Wawan pun dipindah tugaskan ke Kabupaten Cirebon di Sekretariat Daerah (Sekda).
Tak kurang 9 tahun berjibaku di Sekda, tahun 2010 Wawan pun dirotasi untuk membantu tugas DPRD di Sekretariat Dewan (Setwan). Diawali dengan menjabat Kasubag Anggaran.
“Belum lama di Setwan saya pernah dipindahtugaskan untuk membantu Dinas Sosial selama 4 bulan, sebelum akhirnya kembali lagi ke Setwan,” ungkap Wawan.
Pengalamannya dalam membantu kesekretariatan, membuatnya begitu mudah dalam mengemban tugas dalam posisi apapun. Bagi Wawan, mengurusi keuangan daerah telah menjadi kebiasaan dan keahliannya.
“Memang karena sudah lama, saya merasa sudah paham betul karakter pekerjaan saya. Saya sudah tiga periode ketua DPRD,” terang Wawan.
Dalam karirnya sebagai PNS di kantor legislator, Wawan menceritakan hal menarik selama ia menjabat. Di antaranya memfasilitasi berbagai macam karakter yang ada pada individu setiap dewan.
“Yang saya rasakan ketika awal tahun, kondisi kesekretariatan seperti berantakan. Karena belum ada sinergitas dengan para anggota dewan. Tetapi ketika sudah memasuki tahun ke 3 dan 4 mereka sudah bisa memahami aturan yang ada di kantor,” kata Wawan.
Saat ini selain kesibukannya menjadi pengabdi negara, Wawan memiliki kegiatan yang sama sewaktu SMA. Ia masih bertani di tempat kelahirannya: Kabupaten Kuningan.
“Karena saya memang anak petani, jadi hobi bertani seperti keharusan meski sudah sibuk, saya masih menyempatkan waktu di akhir pekan untuk bertani,” ujarnya.
Selain bertani di sawah, Wawan juga berkebun di rumahnya. Ia tak pernah absen untuk merawat kebunnya saat libur dari pekerjaan.
“Bagi saya hobi berkebun sangat bermanfaat karena kita bisa sambil berolahraga. Kan nyangkul itu kita juga berkeringat dan berolahraga,” jelasnya.
Di balik kesibukaannya, Wawan tak melupakan kewajibannya sebagai orang yang taat beragama. Setiap sore sehabis salat, ia selalu menyempatkan untuk membaca Al-Qur'an meski hanya beberapa ayat.
“Saya melakukan itu dari mulai SMP dan saya sangat merasakan manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari,” katanya.
Wawan mengatakan, dirinya merasa selalu dimudahkan dalam setiap urusan. Baik itu urusan pribadi, keluarga maupun pekerjaan.
“Sederhana saja, saya benar-benar tidak punya saudara yang sudah jabat PNS, tetapi justru saya dimudahkan saat tes CPNS dulu dan sekarang menjadi Kabag. Intinya saya bersyukur selalu dipermudah dalam urusan,” sambungnya.
Meski demikian, di lingkungan rumah yang ia tinggali, tak banyak yang tahu jika Wawan merupakan pejabat di DPRD. Para warga hanya mengenali Wawan bekerja di kantor biasa.
“Sampai sekarang warga sekitar memang banyak yang tidak tahu kalau saya pejabat. Itu karena saya enggak pernah mencirikan,” pungkasnya. *Kus