Desa Sarwadadi, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon dikenal memiliki sumber daya alam yang melimpah khususnya pada produksi padi. Di setiap sudut desa, terhampar sawah yang begitu luas mengitari setengah pemukiman.
"Kita punya sawah kurang lebih 103,5 hektare. Yang diperkirakan 50 persen dari keseluruhan luas desa ," ujar Ahmad Jahid, Kuwu Desa Sarwadadi.
Selain masyhur karena areal persawahan yang luas, Desa Sarwadadi juga diketahui mempunyai para penggiat kerajinan sapu ijuk. Tak sedikit para warga yang memilih berprofesi menjadi pembuat sapu di luar mereka bertani.
“Ya, masih banyak yang memproduksi kerajinan tangan sapu ijuk. Pembuatannya di rumah dan langsung dijual,” jelas Jahid.
Oleh karena itu, Jahid pun tak ingin tinggal diam. Jaja, sapaan akrabnya, melihatnya sebagai potensi UMKM yang harus direspon oleh pemerintah desa. Ia pun berencana membuat satu program digitalisasi bagi masyarakat sekitar. Ia ingin segala aspek mengenai pemerintahan dan masayarakat bisa beralih melalui data yang terkoneksi dengan jaringan. Terutama data kependudukan yang dianggapnya seringkali tidak sesuai.
Persoalan itu, kerap muncul setiap pendistribusian program bantuan bagi masyarakat pra sejahtera karena kesalahan data.
"Warga sering mengeluh ketika ingin memperbaiki dokumen kependudukan. Belum lagi jika ada pendistribusian bantuan dari pusat Makanya saya ingin perbaikan data melalui website desa untuk mempermudah pendataan atau perbaikan dokumen hingga pendistribusian bantuan. Nantinya akan memudahkan,” tutur Jaja.
Sebelum itu, Jaja pun tengah menggencarkan pembaharuan data kartu keluarga (KK) milik warga agar beralih ken jenis barcode. Karena sebelumnya masih banyak warga yang menggunakan KK lama. "Dari 700 Kartu Keluarga, baru 200 yang sudah memiliki barcode,” ungkapnya.
Dengan moto 'Sarwadadi Maju Jadi', Jaja bertekad, membawa desa melek digital. Dia juga berniat akan memberdayakan pemuda desa yang telah mahir di bidang teknologi. Ia yakin dengan adanya website desa, segala kebutuhan warga akan mudah dijangkau nantinya.
“Nanti untuk registrasinya akan menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Saya juga terus menghimbau warga yang sudah memiliki KTP untuk segera membuatnya terlebih dahulu,” katanya.
Sampai saat ini, Jaja terus berupaya agar Desa Sarwadadi terus melek akan teknologi. Tak lupa, Jaja terus menyosialisasikan kepada warga mengenai program yang sedang dirancang.
“Sarwadadi sudah cukup punya nilai jual karena memiliki pemandangan yang indah, namun itu saja kan engggak cukup membawa desa maju. Itu juga harus dibarengi dengan pelayanan yang mudah dan canggih untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat,” pungkasnya. *Par