Berpotensi menjadi wisata yang tak kalah menarik, Pemerintah Desa Panongan, Kecamatan Sedong, akan mengoptimalkan keberadaan bendungan Batu Lintang.
"Memang sebenarnya sudah menjadi tempat wisata kecil-kecilan tetapi kita ingin menambah wahana seperti arum jeram sepanjang 1 km, agar menjadi daya tarik bagi masyarakat nantinya," ujar Sekretaris Desa Panongan Ismail.
Ismail mengatakan, Desa Panongan memiliki kekayaan sumber alam yang cukup memadai. Pasalnya, secara geografis memiliki luas wilayah 245 hektare. Terbagi dari 134 hektare sawah dan 111 hektare pemukiman. Sementara jumlah penduduk mencapai 4.700 jiwa.
Hal itu membuat Pemerintah Desa (Pemdes) tengah menyiapkan sejumlah program unggulan. Salah satunya mengenai pengembangan potensi yang sudah ada seperti Bendungan Batu Lintang.
Ismail menuturkan, jika tahun 2022 ini, akan menjadi pintu awal untuk melanjutkan kembali rencana pengembangan yang sempat terhenti. Meski belum sepenuhnya bebas dari jeratan pandemi, tapi Pemdes Panongan akan tetap berusaha untuk berubah.
“Targetnya memang tahun ini untuk membangun tempat rekreasi Batu Lintang, meski anggaran masih terpotong tapi kita tetap optimis dan terus berusaha,” tutur Ismail.
Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Mohamad Luthfi sebelumnya juga sempat mengunjungi wisata Batu Lintang, dan merespon baik atas program yang dicanangkan Pemdes Panongan tersebut.
“Pas kunjungan kemarin Kang Luthfi juga ke sini, ia menyambut baik atas program kami. Semoga itu bisa menjadi gebrakan besar kata Kang Lutfhi kepada kami,” ungkap Ismail.
Pemdes Panongan memiliki keinginan para pemuda desa tidak lagi merantau ke luar kota karena bekerja. Sehingga diharapkan wisata yang akan dibangun dapat memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar.
“Ya memang tujuan utamanya agar masyarakat lokal dapat bisa bekerja di sini. Banyak yang merantau di Jakarta sebagai kuli bangunan. Kita ingin masyarakat lokal dapat menghidupi desa,” jelas Ismail.
Selain itu, Ismail juga mengungkapkan selama ini Pemdes Panongan hanya mengandalkan pendapatan asli desa (PADes) dari kios-kios dan tanah titisara saja.
“Tahun kemarin, PADes Panongan baru mencapai sekitar Rp 50 juta, itu pun dari kios Rp 30 juta selebihnya dari tanah titisara,” tandasnya. *Lan