Semula tumpukan sampah di Desa Kudukeras, Kecamatan Babakan, sempat menjadi keluhan para warga pada 3 tahun lalu. Dari gundukan yang berada di saluran air dan mengakibatkan bau tak sedap, hingga sampah yang berserakan di pinggir jalan.
Akibatnya tak hanya warga yang terdampak, para pengguna jalan yang melintas pun juga merasakan pengaruhnya sehingga harus berhati-hati ketika melintas.
Oleh karena itu Suratno, Kuwu Desa Keras tak ingin tinggal diam. Ia berupaya meminimalisi dengan mendirikan TPS dan membuat program angkut sampah.
“Untuk sementara ini, saya sudah membangun TPS dan membuat program angkut sampah yang dilakukan satu minggu dua kali," jelas Suratno.
Langkahnya dimulai sejak dari rumah. Para warga diminta tidak perlu membuang sampah namun cukup mengumpulkannya di depan rumah. Setelah itu akan ada becak motor pengangkut sampah setiap 3 hari sekali.
"Alhamdulillah sejauh ini respon masyarakat juga cukup baik. Mereka hanya dibebankan untuk membayar iuran sebesar Rp 10 ribu dalam sebulannya untuk mengangkut sampah 2 kali dalam seminggu," ujar Sekretaris Desa Kudukeras, Jaenudin.
Tak hanya itu, sebagai bukti keseriusan penanganan sampah, Pemdes Kudukeras juga senantiasa mengingatkan terus menerus kesadaran warga dalam setiap digelarnya Musyawarah Desa (Musdes).
Mengingat pengalaman dampak sampah yang pernah terjadi di desanya, Suratno terus berupaya agar masalah sampah ini dapat terselesaikan. Ia berkeinginan akan mengoptimalkan program angkut sampah lebih optimal. Pasalnya, sejauh ini Pemdes baru memiliki fasilitas seadanya untuk pengangkutan sampah.
Suratno pun berencana, akan menambah fasilitas pengangkut yang lebih lengkap. Sekaligus mengolah sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat untuk kedepannya.
“Kita sudah merancang untuk memaksimalkan program angkut sampah, seperti peralatan sampai pengolahan sehingga sampah tersebut bisa menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Tidak hanya dibuang saja," kata Suratno.
Hal ini dilakukan, lanjut Suratno, agar warga Kudukeras merasa nyaman dan mampu menciptakan desa yang sehat dan bersih.
"Itu alasan saya berusaha sekeras mungkin menanggulangi sampah yang dulu sempat menumpuk di beberapa titik," pungkasnya. *Par