Pagi menuju siang di Januari 2023. Rinai gerimis jatuh nan lembut bak selimut. Seolah enggan menyerahkan bumi ke kehangatan mentari. “Sempurna,” saya membatin, “suasana yang pas menikmati kopi pagi.”
Saya memilih tubruk untuk menemani pagi yang ngangeni ini. Selain metode favorit dalam menyeduh kopi, tubruk adalah identitas, sekaligus filosofi yang pas untuk mengarungi 2023 yang syahdu menuju panasnya 2024.
Kopi tubruk adalah khas Indonesia, karena itulah menjadi identitas. Jepang punya metode V60, Vietnam pakai vietnam drip, Turki dengan teko ibrik, Perancis dengan france press, Itali dengan mokapot. Meski sebenarnya berbagai metode menyeduh kopi dari beberapa negara ini sekarang sudah lazim di warung-warung kopi di Indonesia.
Tubruk ini simbol kesederhanaan. Dia tidak butuh alat khusus nan mahal, seperti metode menyeduh kopi di beberapa negara di atas. Untuk membuat kopi tubruk, cukup dengan cangkir, sejumput kopi, dan air panas.
Kesederhanaan itulah yang membuat kopi tubruk juga mudah dibuat, alias simpel. Cukup dengan bubuk kopi dimasukan ke cangkir, lalu tuang air panas secukupnya secara perlahan; bisa juga sebaliknya, air panas dituang dulu ke cangkir, lalu taburkan kopi di atasnya perlahan. Biarkan beberapa menit, agar terjadi pelepasan karbondioksida dan proses ekstraksi sempurna, serta bubuk kopi mengendap. Lalu nikmati, sungguh simpel.
Karena sesederhana dan sesimpel itulah, alias tidak perlu teknik macam-macam, kopi tubruk menjadi kopi yang paling jujur disajikan. Ia tampil dengan polos dan apa adanya, serta dibuat tanpa ada rekayasa alat atau teknologi apapun.
Dari sisi rasa, kopi tubruk juga paling lengkap. Unsur pahit, coklat, asam, dan gurih menyatu secara unik dan apa adanya. Satu kata yang menggambarkan rasa kopi tubruk adalah mantap!
Hal yang sama juga pada aroma. Kopi tubruk menghasilkan aroma yang khas dan kuat. Harumnya menyeruak memenuhi ruangan. Keharuman kopi tubruk membangkitkan semangat dan kebahagiaan di pagi hari.
Begitulah memang kebahagian. Ia hadir dari sesuatu yang sederhana, simpel, dan jujur. Ketiganya (sederhana, simpel, dan jujur), jika digabungkan akan menghasilkan kemantapan dan kekuatan diri dalam mengarungi hari.
Nah, kalau sahabat masih gamang menghadapi hari yang menantang, cobalah seduh kopi tubruk. Santai sejenak, nikmati setiap seruputannya, lalu renungi dan ambil pelajaran: (1) bahwa bahagia itu hadir dari sesuatu yang sederhana, simpel, dan jujur; (2) dengan bahagia itu kita lebih mantap dan kuat menghadapi hidup.
Terlebih jika sahabat adalah penikmat kopi sejati, temukan bahwa di balik secangkir kopi tubruk tanpa gula itu ada rasa khas manis kopi. Konon, beberapa riset menunjukkan bahwa menyajikan kopi yang sehat itu tanpa pemanis buatan.
Jika sudah merasakan manisnya kopi tanpa pemanis, itulah rasa terdalam yang bisa kita cecap dari kopi. Begitupun hidup, dibalik setiap kepahitan selalu ada manis yang tersembunyi. Maka, jangan lupa mulailah segalanya dengan bahagia.
Sebagai media bersosial, kopi juga sering menjadi sarana pemecah kebuntuan. Maka, nikmatilah kopi tubruk secara bersama-sama, jauh lebih nikmat, akrab dan bahagia. Kebahagiaan bersama itulah yang membuat setiap ketegangan menjadi cair dan mudah teruraikan.
Jika, satu kali ngopi bersama belum selesai. Cobalah ngopi bareng yang kedua. Kalau belum deal juga, maka sering-seringlah ngopi. Kalau belum selesai juga, yang penting kita sudah bahagia, dan kebuntuan akan menemukan jalannya sendiri.
Jadi, jika ada yang bertanya, bagaimana mempersipkan diri di 2023 menuju panasnya politik di 2024? Jawabannya: kopi tubruk saja.