Selain memiliki hamparan sawah yang luas, Desa Kalideres, Kecamatan Kaliwedi ternyata juga menawarkan keelokan lanskap pemandangan bentangan air. Sebuah waduk buatan berdiri di tengah pematang sawah.
Bernama Waduk kirota, danau buatan ini merupakan fasilitas irigasi pesawahan dan budidaya ikan air tawar. Nama tersebut diambil dari sebuah blok atau dusun yang ada di Desa Kalideres.
Tak banyak yang tahu, sebelum menjadi sebuah waduk atau embung, lahan tersebut hanyalah tanah titisara desa yang tak terpakai. Hingga tahun 2006, warga meminta agar tanah tersebut diubah menjadi waduk penampung air untuk solusi saat musim pancaroba.
“Memang awalnya hanya titisara desa tak terpakai. Namun karena banyak petani yang pengen punya waduk, akhirnya dibuatlah dan diresmikan pada tahun 2008,” ungkap Supriyatno, ketua kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Kecamatan Kaliwedi.
Supri sapaanya, mengatakan, setelah berhasil menjadi solusi perairan sawah, saat ini Waduk kirota akan disulap menjadi wisata alam yang indah dengan memanfaatkan tanggulnya.
“Namanya memang waduk, tetapi untuk wisata kita hanya memakai di tanggul-tanggulnya saja,” ujar Supri.
Supri bersama rekan Pokdarwis bertekad, akan mengubah Waduk Kirota menjadi sebuah wisata alam yang indah dan megah. Ia sudah merencanakan matang-matang. Salah satunya dengan membuat beragam spot wisata.
“Waduk ini kita fokuskan ke wisata edukasi, selain itu juga ada wisata olahraga. Nanti kami bikin joging track di samping waduk. Sementara ini kita baru punya spot selfie dan warung-warung di sekitar waduk,” jelasnya.
Berada di lahan seluas 3 hektare, potensi alam milik Desa Kalideres tersebut berharap mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Cirebon.
Kendati luasnya sangat mencukupi, waduk kirota hanya akan menggunakan 1,9 hektare saja untuk dijadikan objek wisata.
Supri mengatakan, kebutuhan anggaran untuk menyulap waduk kirota sebesar Rp 1,4 miliar.
Meski demikian, Supri belum menyerahkan ke pihak manapun untuk pengerjaannya. “Kita sudah membuat set plan tetapi belum pengajuannya. Kemarin dari Dinas juga kesini untuk meninjau lokasi, tapi belum ada bantuan dana,” kata Supri.
Saat ini masih banyak kekurangan yang menjadi kendala dalam pengelolaan waduk kirota, salah satunya akses jalan yang sangat kurang layak untuk dilalui. Akses jalan menuju tempat waduk dipenuhi lumpur dan tanah.
“Memang kekurangannya jalan arah ke waduk masih belum bagus. Sementara ini baru kita kasih batu-batu agar jalannya tidak lembek,” terangnya.
Pengelola waduk tak dapat berbuat banyak untuk membenahi jalan karena bukan kewenangan desa melainkan Pemkab Cirebon. “Ini bukan jalan desa tapi jalan PUPR jadi kami bingung, kalau dibangun nanti takutnya kita salah juga kan,” jelasnya.
Supri sadar akan batas kewenangannya. Ia pun berharap Pemkab Cirebon bisa segera membantu agar akses jalan menuju waduk kirota bisa segera diperbaiki. Menurutnya, jika wisata waduk kirota mulai dibuka, akan memberikan dampak luar biasa.
“Sekarang saja sering ada yang berkunjung. Kita berharap sarana penghubung ini segera diperbaiki. Karena selain menjadi jantung bagi perairan petani, waduk ini juga akan menjadI tempat wisata yang akan meningkatkan ekonomi warga dan PADes tentunya,” pungkasnya. *Kus