Potensi edisi Agustus 2022

Mangrove Kasih Sayang - Sempat Tutup, Kini Segera Buka dengan Nuansa Baru

Ilustrasi Mangrove Kasih Sayang - Sempat Tutup, Kini Segera Buka dengan Nuansa Baru

Berawal dari keprihatinan warga Desa Mundu Pesisir, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon akan terjadinya pasang air laut. Sebagian warga yang ada di sekitar pesisir laut berinisiatif menanam pohon mangrove.

Dikomandoi oleh Nursin, pada tahun 2010 ia bersama 25 orang yang tergabung dalam kelompok nelayan Darma Kencana mulai menanam mangrove di pesisir pantai. Bibit tersebut merupakan bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Cirebon.

“Waktu itu  kami dapat bantuan bibit dari Dinas Kelautan kurang lebih 1500 batang. Alhamdulillah dari jumlah tersebut hampir semuanya berhasil tumbuh,” ujar Nursin.

Seiring waktu, tahun 2017 Nursin dan teman-temannya di kelompok nelayan diminta oleh DKP untuk menjadi Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) sekaligus merawat mangrove yang mereka tanam.

Diwaktu yang sama, DKP mengusulkan agar hutan mangrove dengan luas 7 hektare tersebut, diolah menjadi ekowisata. Tak disangka ide tersebut ternyata sesuai dengan apa yang dipikirkan Nursin, sehingga dengan dibantu oleh Pemdes dan Pokmaswas, ia mulai membuat wisata mangrove.

Meski dengan fasilitas terbatas, tahun 2018 akhirnya wisata mangrove yang diberi nama 'Kasih Sayang' pun resmi dibuka. Dengan harga tiket masuk  Rp 2.000, tak disangka, ribuan pengunjung membeludak datang.

“Saat itu track masih pendek. Fasilitas juga baru ada perpustakaan saja, tapi pengunjung satu hari pernah mencapai 1500 orang,” jelas Nursin.

Hal itu dibenarkan Ahmad, Sekretaris Desa Mundu Pesisir. Ia mengakui beberapa fasilitas hutan mangrove sempat rusak karena overload pengunjung. Ditambah sarana prasarana yang belum memadai sehingga pengelola wisata memilih untuk menutup sementara waktu .

“Saking banyaknya pengunjung, jalan sampai rusak. Apalagi memang belum ada toilet, jadi kalau pengunjung mau ke toilet harus keluar dulu numpang ke rumah warga,” kata Ahmad.

Bagi Nursin, keputusan tersebut dirasa tepat. Mengingat fasilitas yang belum lengkap, justru akan membuat pengunjung tidak nyaman dan merasa bosan.

Meski demikian, Ahmad dan Nursin bersama Pokmaswas terus berupaya mengembangkan wisata mangrove tersebut. Ahmad mengatakan, telah mengajukan proposal bantuan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cirebon.

“Satu minggu yang lalu saya diminta untuk segera membuat proposal. Katanya akan ada bantuan dana sebesar Rp 250 juta untuk wisata mangrove di Mundu Pesisir,” ungkap Ahmad.

Ahmad berencana, mengalokasikan bantuan untuk perbaikan jalan yang rusak, membuat spot swafoto, toilet, musala dan aula pertemuan.

Ahmad dan Nursin berharap, pemerintah akan bisa lebih memperhatikan potensi bahari di wilayah pesisir, salah satunya Hutan Mangrove Kasih Sayang yang ada di Desa Mundu Pesisir. 

Ulur tangan pemerintah tentu akan membantu wisata Mangrove kembali tayang.

Namun demikian, Pemerintah Desa Mundu Pesisir memastikan wisata Mangrove Kasih Sayang akan dibuka kembali pada awal tahun 2023. Mereka berkeinginan, keberadaan hutan mangrove akan membantu menggeliatkan perekonomian warga.

“Insyallah kalau bantuan tersebut cair akan segera dilakukan pembangunan, dan targetnya akhir tahun ini atau awal tahun depan akan dibuka kembali. Sehingga adanya wisata ini akan membantu perekonomian warga sekitar,” tandas Nursin. *Par

 

Pencarian
Edisi Terbaru 2024
Agustus 2024
Cover edisi Agustus 2024
Juli 2024
Cover edisi Juli 2024
Juni 2024
Cover edisi Juni 2024