Profil 1 edisi Mei 2022

Kabag Humas DPRD Kabupaten Cirebon Raden Chaidir Susilaningrat - Jatuh Cinta Kesenian Sejak Kuliah

Ilustrasi Kabag Humas DPRD Kabupaten Cirebon Raden Chaidir Susilaningrat - Jatuh Cinta Kesenian Sejak Kuliah

Bernama lengkap Raden Chaidir Susilaningrat, sosok satu ini memiliki kekhasan karena kebiasannya memakai blangkon. Saat ini, ia tengah menjabat Kepala Bagian Humas Sekretariat DPRD Kabupaten Cirebon. Sebelumnya, Chaidir lebih dahulu menjadi camat hingga 10 tahun lamanya.

“Saya sempat menjadi Camat Pabuaran, Arjawinangun, Pasaleman dan Talun. Sebelum akhirnya ditugaskan di sekretariat dewan, ujar Chaidir, sapaan akrabnya.

Meski demikian, namanya masyhur dikenal sebagai salah satu tokoh budayawan Cirebon. Hal itu tak terlepas dari kiprahnya. Chaidir memang mengemari dunia kebudayaan dan kesenian Cirebon.

Kecintaannya tersebut terlihat sejak ia masih berkuliah di IPDN Bandung pada 1985 hingga 1988. Chaidir bergabung dengan unit kemahasiswaan marching band. Baginya, seni musik mampu memberikan energi positif bagi pendengarnya.

“Waktu itu saya pegang alat musik gitar dan vokal di IPDN. Kalau di marchingband saya pegang trompet, dan alasan sederhana menyukai musik sebenarnya agar terhindar dari pergaulan yang tidak baik,” ungkap Chaidir.

Setelah berhasil meraih gelar ilmu pemerintahan di IPDN Bandung, rupanya belum puas bagi Chaidir. Ia pun kembali menempuh kuliah di IPDN Jakarta pada tahun 1992. Di tahun yang  sama, Chaidir mulai intens bergabung dengan para seniman dan sesekali menonton konser musik klasik kesukaannya.

“Saat saya kuliah di IPDN Jakarta, saya mulai menyukai musik klasik. Karena sering nonton konser di Taman Ismail Marzuki. Karena memang di situ tempatnya para seniman, sastrawan berkumpul,” kenang Chaidir.  

Kecintaannya pada kebudayaan dan kesenian tidak hanya berhenti saat muda. Di tengah kesibukannya saat ini menjabat PNS, dia masih aktif dalam mempelajari kebudayaan dan kesenian daerah. Dia juga merupakan salah satu pendiri komunitas pusaka Cirebon yang bernama Kendi Pertula.

Komunitas Pusaka Cirebon Kendi Pertula merupakan nama yang diambil dari benda pusaka di Makam Sunan Gunung Jati berbentuk kendi yang terbuat dari batu zamrud.

“Saat terang bulan, kendi itu akan mengeluarkan sinar, dan siapa saja yang terkena sinar, atas izin Allah masyarakat mempercayai hidupnya akan beruntung dan dimudahkan,” kata Chaidir.

Bagi Chaidir, upaya menjaga kebudayaan dan kesenian Cirebon merupakan keharusan.

“Sebagai warga Cirebon saya merasa memiliki kewajiban menjaga kebudayaan daerah. Apalagi saya dari dulu senang dengan kebudayaan dan kesenian. Dan saya tuangkan melalui komunitas Kendi Pertula bersama para budayawan Cirebon,” jelasnya.

Kendi Pertula didirikan bertujuan menjadi wadah para budayawan yang prihatin akan keberlangsungan kebudayaan Cirebon yang semakin terkikis.

“Cirebon ini memiliki sejarah yang panjang bahkan saat Bandung masih hutan belantara. Tetapi kala itu Cirebon justru sudah menjadi kota. Dalam sejarah media, tahun 1930, Cirebon bahkan telah beredar 11 surat kabar dengan 6 bahasa yang berbeda,” ungkap Chaidir.

Sampai saat ini, Kendi Pertula masih menjadi komunitas budaya yang cukup aktif di Cirebon. Beberapa kali komunitas tersebut ikut serta dalam membantu membumikan kebudayaan Cirebon.

“Sekarang umur Komunitas Pusaka Cirebon Kendi Pertula sudah menginjak 14 tahun lebih. Kami juga mempelajari kebudayaan selain Cirebon. Beberapa kali kami mengikuti acara temu budaya internasional dan ikut serta dalam gelaran pameran pusaka cirebon,” jelasnya.

Tak hanya itu, melalui Kendi Pertula, Chaidir juga berhasil mengabadikan perjalanan panjang sejarah awal mula berdirinya Pemerintahan Kabupaten Cirebon.

“Saya bersama budayawan lain di Kendi Pertula juga menyusun buku. Misalnya untuk kabupaten, kami berhasil menyusun buku sejarah kepemerintahan Kabupaten Cirebon. Ada 4 jilid yang bahkan di Pemda saja belum pernah disusun,” kata Chaidir. *Par

Pencarian
Edisi Terbaru 2024
Agustus 2024
Cover edisi Agustus 2024
Juli 2024
Cover edisi Juli 2024
Juni 2024
Cover edisi Juni 2024