Dari Redaksi edisi Maret 2022

Serupa Tak Sama

Pada November 2003, sebagaimana catatan Kemendikbud RI, UNESCO menetapkan wayang sebagai masterpiece of the oral and intangible heritage of humanity. Sebuah mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur.

Diperkirakan seni pertunjukan wayang mulanya dibawa oleh pedagang India. Namun kejeniusan lokal dan kebudayaan yang plural, setidaknya memberi warna tersendiri pada seni pertunjukan satu ini. Tidak kurang 100 jenis wayang bermacam-macam tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Jika wayang kulit atau wayang purwa lebih banyak ditemukan di Jawa Timur dan Jawa Tengah, maka wayang golek lebih banyak tersebar di kawasan Jawa Barat.

Wayang Golek  terbuat dari kayu dengan dibaluri kain untuk pakaiannya. Wayang Golek diperkirakan telah ada sejak abad 17 silam, serta merupakan pengembangan dari wayang kulit.

Pada edisi kali ini, kami menyajikan tema Wayang Cepak yang merupakan kesenian asli Cirebon. Sekilas Wayang Cepak, akan terlihat seperti wayang golek pada umumnya. Faktanya serupa tapi tak sama. Serumpun dalam jenis, namun memiliki perbedaaan yang kentara. Oleh karenanya, kami pun tertarik mendalami keunikannya serta menghadirkan kondisi terkini keberadaannya.

Meski sempat kesulitan dalam mencari para dalang wayang Cepak yang terorganisasi, kami berhasil mendapatkannya. Kami berharap karya liputan ini dapat memberi manfaat bagi segenap pihak terutama Pemerintah Kabupaten Cirebon dan pembaca budiman. Selamat membaca Cirebon Katon!

Pencarian
Edisi Terbaru 2024
Agustus 2024
Cover edisi Agustus 2024
Juli 2024
Cover edisi Juli 2024
Juni 2024
Cover edisi Juni 2024