Profil 1 edisi Februari 2022

Mahmudi - Sang Kiai yang Berjuang di Jalur Politik

Mahmudi terharu saat melihat kedatangan anak-anak desa ke rumahnya yang meminta diajarkan mengaji. Betapa tidak. Para anak-anak itu datang bukan karena diperintah orangtua mereka melainkan karena kemauan mereka sendiri.

“Awalnya enggak tahu gimana ceritanya, anak-anak yang ke sini langsung minta belajar ngaji,” aku Mahmudi.

Seiring waktu, jumlah santri yang belajar mengaji di rumahnya semakin banyak. Ruangan tamu yang ia gunakan sebagai tempat mengaji pun tak lagi mampu menampung. Kondisi itulah yang mandasari Mahmudi mantap mendirikan majelis taklim untuk mewadahi anak-anak belajar mengaji.

Mulai bakda magrib hingga selepas isya, Mahmudi akan bersiap menuju majelis taklim. Mengajari anak-anak membaca al-qur'an, ilmu hadits, fikih hingga kitab aqidah. Para santri kalong itu pun tak perlu repot-repot membawa perlengkapan lainnya karena telah disediakan di majelis taklim. 

Sebagai seseorang yang dibesarkan di pondok pesantren, Mahmudi memang telah bertekad untuk mengamalkan ilmunya. Mahmudi pernah mondok di Ponpes Al-Fatah Indramayu hingga Ponpes Lirboyo Kediri.

Ia teringat  pesan tiga pendiri kiai Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Almaghrulah KH Abdul Karim, KH Marzuqi Dahlan dan KH Mahrus Aly.

Menurutnya, ketiga kiai tersebut pernah menitipkan pesan kepada santri. “Di manapun dan kapanpun, jangan sampai tinggalkan belajar dan mengajar,” kata Mahmudi, menirukan dawuh kiainya.

Selama memondok di Ponpes Lirboyo, dirinya pernah diberi amanat menjadi Ketua Jam’iyyah Syubbaniyah Pusat (JSP) selama satu priode. JSP adalah sebuah organisasi keluarga besar santri Lirboyo dari Jawa Barat.

Usai lulus mondok di Pesantren Lirboyo, ia pun diminta untuk mengabdi di Ponpes Nurul Qadim Paiton, Probolinggo selama 3 tahun.

Sepulang dari mesantren, Mahmudi aktif di lembaga pemerintah desa. Ia pernah menjadi penghulu hingga Kepala Urusan Pemerintahan Desa Winong, Kecamatan Gempol.

Di luar itu, Mahmudi juga aktif di ormas Nahdlatul Ulama (NU). Hingga kini, ia pun masih menjabat sebagai ketua tandziyah Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Gempol sekaligus Wakil Sekretaris Pengurus Cabang (PC) NU Kabupaten Cirebon.

Sementara karir politiknya, Mahmudi memulai dari pengurus tingkat desa hingga kabupaten. Pada tahun 1998, tepatnya saat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) baru saja lahir, Mahmudi diminta menjadi Ketua Ranting PKB Desa Winong.

Tak berhenti di situ, Mahmudi pun dipercaya kembali menjadi Ketua PAC PKB Kecamatan Gempol. Saat ini ia juga menjabat Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Kabupate Cirebon.

Pengalamannya menjadi seorang kiai kampung dan aktivis organisasi keagamaan, sosial, hingga politik membuat hati masyarakat semakin terpikat dengannya. Para masyarakat pun mendorongnya untuk maju menjadi wakil rakyat.

Pada Pemilihan Legislatif (Pileg) tahun 2019, Mahmudi mendapat dukungan dari masyarakat untuk mencalonkan diri. Walhasil Mahmudi terpilih menjadi Anggota DPRD Kabupaten Cirebon periode 2019-2024 untuk Dapil 2 Cirebon.

“Saya bersyukur diberi kesempataan mengamalkan hadits khoirunnas anfa’uhum linnas lewat kebijakan. Dengan begitu, saya bisa lebih dekat dengan masyarakat,” jelas Mahmudi.

Meski telah menjadi wakil rakyat, Mahmudi tak melupakan khidmahnya sebagai alumni pesanten. Ia masih tetap mengisi waktu luang mengajar ngaji. Baginya itu merupakan sarana tetap dekat dengan masyarakat. Tak berlebihan bila ia layak menjadi teladan bagi kebanyakan orang.

Konsisten Perjuangkan MDTA

Saat ini, Mahmudi merasa bertanggungjawab dalam membangun Kabupaten Cirebon yang agamis sebagaimana visi misi Bupati Cirebon. Seperti peningkatan kualitas pendidikan keagamaan melalui MDTA.

Mahmudi menilai, keberadaan MDTA di Kabupaten Cirebon masih sangat memprihatinkan. “Bak anak yang tak punya ayah dan ibu,” ujarnya.

Untuk itulah, ia begitu konsisten sejak menjabat dengan memperjuangkan nasib MDTA melalui Perda MDTA yang telah disahkan pada Juni 2021.

“Meskipun sampai sekarang perda perubahan MDTA masih dikoreksi oleh bagian provinsi dan hukum. Tapi semangat untuk mengangkat harkat dan martabat MDTA benar-benar saya prioritaskan,” pungkasnya. *Muiz

Pencarian
Edisi Terbaru 2024
Agustus 2024
Cover edisi Agustus 2024
Juli 2024
Cover edisi Juli 2024
Juni 2024
Cover edisi Juni 2024