Halaman 7
Pengabdian itu tak terbatas karena umur. Barang kali itu yang dapat menggambarkan sosok satu ini. Pria yang menjabat wakil ketua DPRD Kabupaten Cirebon ini mengatakan, pengabdiannya menjadi legislator masih harus dilanjutkan.
“Politik itu itu bukan hanya kepentingan. Saya di politik selalu berusaha menghindari sebisa mungkin perilaku buruk. Bukan berarti saya terselamatkan, namun sebisa mungkin untuk terus memegang prinsip agama Islam,” ujar Subhan.
Pria yang merupakan alumni Universitas Indonesia ini, sudah dua periode menjadi legislator DPRD Kabupaten Cirebon. Dan dipastikan akan duduk kembali setelah terpilih pada Pileg Februari 2024 lalu. Meski demikian, baginya pengabdian menjadi politisi dimaknai sebagai upaya merawat kebaikan jika dimaknai dengan benar.
“Politik itu kekuasaan, boleh begitu diterjemahkannya. Namun harus bertujuan untuk kebaikan. Jika tujuannya adalah kebaikan maka tidak ada pembenaran ketika melakukannya dengan keburukan,” jelasnya.
Pandangannya mengenai politik tidak dimaknai secara pragmatis. Jika politik diartikan sebagai seni atau upaya untuk mendapatkan kekuasaan, maka harus bertujuan pada kebaikan.
“Orang bilang di politik itu kepentingan. Nah tergantung kita memaknainya. Namanya kita hidup memiliki kepentingan. Tapi kepentingan yang bagaimana. Kadang orang mengartikan kepentingan itu selalu bersandar keburukan. Padahal tidak semua buruk,” tuturnya.
Oleha karenanya, selama menjadi pimpinan DPRD Kabupaten Cirebon 2019-2024, Subhan, hampir tak pernah absen dalam setiap kali rapat maupun kunjungan pengawasan.
Politisi Gerindra ini mengungkapkan Kabupaten Cirebon memiliki setumpuk persoalan yang harus segera dibenahi. Misalnya dalam perbaikan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS), kesehatan, infrastuktur hingga lapangan pekerjaan. Oleh karenanya, kegiatan pengawasan, penganggaran dan legislasi adalah tugas wajib seorang legislator.
“Saya selalu mengusahakan ikut setiap kali kunjungan kerja. Karena bagi saya ini amanah yang harus dijalankan agar setiap kebijakan pemerintah daerah benar-benar terawasi dan terukur,” pungkas pria kelahiran Cirebon 1963 ini. *Suf