Puluhan tahun sosok satu ini menjadi guru di SMP Negeri 2 Gunungjati. Asam garam pun telah Hermawan rasakan. Kurang lebih 29 tahun Hermawan harus mengabdikan diri.
Selama itu pula, pria yang hobi bermain badminton itu mengemban amanah sebagai ketua musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
“Saya pernah menjadi Ketua MGMP dari tahun 2016-2021. Kami pernah membuat buku pelajaran IPA untuk kelas 7 kurikulum tahun 2013, bekerjasama dengan penerbit Arya Duta,” ungkap Hermawan.
Berkat pengabdian dan ketekunannya, di tahun 2021, Hermawan diangkat sebagai kepala sekolah SMP Negeri 1 Mundu.
Semenjak menjabat kepala sekolah, banyak perubahan yang telah dilakukan Hermawan. Di antaranya, selain gencar membangun fisik sekolah, Hermawan mengubah karakter warga sekolah untuk bersikap disiplin.
Salah satu kedisiplinan warga sekolah yang dilakukan, adalah masuk tepat waktu sesuai jam yang ditentukan serta mendorong pembuatan laporan kegiatan belajar mengajar (KBM).
“Jadi setelah saya diamanahi kepala sekolah, saya pacu para guru dan seluruh warga sekolah ini untuk bersikap disiplin. Setiap hari sebelum jam 7 pagi, para guru kita minta sudah berada di dalam kelas. Tidak boleh ada keterlambatan kecuali ada halangan tertentu. Jadi gak ada namanya kelas kosong gak ada guru,” jelas Hermawan.
Hermawan bahkan membuat terobosan dalam menciptakan iklim pendidikan yang baik, dengan menciptakan sebuah aplikasi absensi guru berbasis android. Agar para guru tepat masuk sekolah sesuai jam yang ditetapkan.
“Dengan aplikasi itu, para guru juga bisa kita lihat perkembangan mereka. Jadi tidak perlu saya lihat langsung guru itu masuk atau tidak. Karena bisa kita cek langsung dari aplikasi. Kita juga bisa mengevaluasi dan melihat langsung laporan KBM.
Selain itu, dengan aplikasi tersebut, secara tidak langsung para guru mulai melek teknologi. Bagi guru yang telat atau melanggar, Hermawan akan melakukan pembinaan agar tidak mengulanginya.
"Awal-awal pasti ada yang melanggar, cuma hal seperti ini faktor kebiasaan saja. Saya yakin dalam jangka panjang hal ini akan menjadi kebiasaan dan akhirnya jadi budaya,” terang Hermawan.
Di sisi lain, Hermawan juga memberlakukan warga sekolah untuk berbudaya bersih menjaga lingkungan sekolah sehingga membuat nyaman proses KBM.
Tak heran karena kebersihannya, SMP N 1 Mundu sempat mendapat gelar Sekolah Adiwiyata pada tahun 2022 tingkat Kabupaten Cirebon.
"Selain menyabet gelar Sekolah Adiwiyata, dalam cabang olahraga futsal kami juga mendapat juara 1 dan juara 2 cabang olahraga karate tingkat kabupaten,” jelas pria kelahiran 1969 tersebut.
Hermawan juga berinovasi dengan mewajibkan para guru membuat komik pembelajaran dari rangkuman semua mata pelajaran yang nantinya dikumpulkan menjadi 1 buku. "Upaya tersebut dilakukan agar para guru dapat berkreasi, berinovasi dalam mengajar,” jelas Hermawan.
Alasan Hermawan membuat perubahan dari berbagai sudut, karena merujuk pada profil Pelajar Pancasila yang menyelenggarakan pembelajaran aktif, kreatif, dan inovatif. “Selain itu, tujuan saya membuat perubahan untuk meningkatkan profesionalitas para guru dalam mengajar,” ucap Hermawan.
Meski demikian, menciptakan budaya baru tidaklah mudah. Menurut Hermawan, perlu konsistensi memberlakukan peraturan tersebut sehingga warga sekolah menjadi terbiasa untuk menjalankannya.
"Alhamdulillah, sekarang semua warga sekolah sudah terbiasa dengan peraturan yang sudah ditetapkan karena sudah menjadi budaya,”pungkas Hermawan. *Din