Manis pahit telah Yeni alami. Asam garam menjadi pendidik bak melekat dalam dirinya. Yeni bercerita perjalanannya menjadi guru dimulai pada 1998 silam. Saat itu ia mengajar di SMP N 1 Depok, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon.
Tak butuh lama, selang setahun, Yeni diangkat sebagai wakil kepala sekolah. Uniknya, jabatan tersebut ia emban hingga belasan tahun. “Kurang lebih 17 tahun saya menjabat wakepsek dan tidak pernah diganti. Silih berganti kepala sekolah saya masih dipercaya wakepsek,” ungkapnya menceritakan.
Barulah di tahun 2015, pemilik nama lengkap Yeni Suryani Karyawati itu dipindah tugaskan ke SMP N 1 Klangenan dan pertama kalinya ia diamanahi untuk menjadi kepala sekolah. Dua tahun setelahnya, ia beralih memimpin SMP N 4 Palimanan. Tahun 2019 Yeni kembali dipindahkan dalam jabatan yang sama di SMP N 1 Talun.
Di sekolah tersebut, Yeni mengatakan, berbagai prestasi pun ditoreh. Di antaranya penghargaan sebagai Sekolah Adiwiata dan Sekolah Sehat karena kebersihan lingkungannya, baik tingkat kabupaten hingga nasional. “Tak hanya itu, kami juga pernah juara satu pada kejuaraan BKPSDM Awards,” ujarnya.
Melalui berbagai kebijakannya, perempuan kelahiran 1968 tersebut menerangkan, civitas SMP N 1 Talun telah menunjukkan perubahan secara signifikan. Hasilnya SMP N 1 Talun mendapat kepercayaan luar biasa dari masyarakat.
"SMP N 1 Talun kan dulunya banyak selentingan sekolah yang suka tawuran dan sebagainya, semenjak sering mendapat penghargaan, warga setempat mulai mendaftarkan anak-anaknya lagi," jelas Yeni.
Selepas meningkatkan prestasi SMP N 1 Talun, Di tahun 2020, Yeni diberikan amanah kembali untuk mengomandoi SMP N 1 Kedawung .
Seperti diketahui, SMP Negeri 1 Kedawung adalah salah satu favorit di Kabupaten Cirebon. Secara kelembagaan termasuk SMP negeri tertua yang didirikan sejak masa awal kemerdekaan. Dan sempat beberapa kali berubah nama menyesuaikan dengan kepindahan lokasi gedung dan perubahan wilayah kecamatan. Sejak 2010 ditetapkan sebagai Sekolah Berstandar Nasional (SSN).
Pertama kali didirikan pada 1958 bernama SMP Negeri III Cirebon menempati eks gedung SGB II (Sekolah Guru Bantu) di jalan Tuparev No. 14 Cirebon. Pada 1997, sekolah tersebut bernama SMP Negeri 3 Cirebon dan mengalami tukar guling ke Jalan Cideng Jaya No 299 Desa Kertawinangun, Kecamatan Kedawung Kabupaten.
Sejak 2001 berubah nama menjadi SMP Negeri 1 Cirebon Barat, seiring diberlakukannya otonomi daerah, pengelolaan sekolah diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Cirebon. Pada 2005 berubah nama lagi menjadi SMP Negeri 1 Kedawung menyesuaikan dengan perubahan nomenklatur kecamatan setelah diadakan pemekaran wilayah Kecamatan Cirebon Barat menjadi Kecamatan Kedawung.
Yeni menjelaskan, SMP N 1 Kedawung menjadi salah satu Sekolah Penggerak dari 8 sekolah penggerak lainnya di Kabupaten Cirebon.
"Sekolah penggerak adalah sekolah yang mendapatkan pendampingan tentang SDM-nya. Maksudnya baik kepala sekolah maupun gurunya mendapatkan pendampingan dari kementerian pendidikan untuk peningkatan mutunya,” jelasnya.
Sebelum menjadi sekolah penggerak, Yeni lebih dahulu terpilih sebagai kepala sekolah penggerak. Sehingga SMP N 1 Kedawung dapat menoreh Sekolah Penggerak. Dari 35 ribu kepala sekolah di seluruh Indonesia, hanya 3.500 yang berhak mendapatkannya.
"Itu termasuk saya, alhamdulillah menjadi kepala sekolah penggerak. Nah kalau kepala sekolah penggerak itu maka sekolah yang dipimpinnya menjadi sekolah penggerak,” ungkap perempuan yang sedang menempuh pendidikan S3 di UI BBC tersebut..
Bagi Yeni, pencapaian tersebut tidak terlepas dari nikmat Allah Swt dan ketekunannya selama memimpin sebuah lembaga maupun organisasi. Seperti diketahui, saat ini Yeni tengah menjabat sebagai Bendahara Musyawarah Kepala-Kepala Sekolah (MKKP) Kabupaten Cirebon.
"Sekarang saya juga menjadi Ketua Perempuan PGRI. Saya senang berogranisasi karena mendapat pengalaman dan ilmu," pungkas Yeni. *Din