Potensi edisi Agustus 2023

Situs Keraton Gebang - Butuh Sentuhan Agar Tak Ditinggal Wisatawan

Ilustrasi Situs Keraton Gebang - Butuh Sentuhan Agar Tak Ditinggal Wisatawan

Peninggalan sejarah penyebaran Islam di Cirebon tak terlepas dari keberadaan keraton. Di Desa Gebang Kulon, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon misalnya, terdapat sebuah situs Keraton Gebang atau yang biasa dikenal masyarakat setempat Elang Gajah.

Sebagaimana hasil literatur, pendiri Keraton Gebang adalah Pangeran Sutajaya yang diperkirakan hidup pada abad 17 Masehi. Situs makam Pangeran Sutajaya pun berada dekat dengan keraton yang tak pernah sepi peziarah.

Meski demikian, keberadaan keraton dan makam dinilai belum terawat secara menyeluruh. Melihat itu, Pemerintah Desa Gebang Kulon mulai berbenah diri untuk mengembangkan situs ikonik tersebut. Kuwu Desa Gebang Kulon Andi Subandi mengatakan, salah satu potensi yang akan dan tengah dikembangkan desa ialah situs Makam Pangeran Sutajaya dan Karaton Gebang.

Sejak tujuh tahun belakangan, situs Keraton Gebang mulai diperhatikan dengan adanya haul Pangeran Sutajaya Gebang dan Pangeran Pengantin. Melalui wadah Forum Komunikasi Warga Sutajaya Gebang (FKWSG), gelaran festival budaya sejarah Keraton Gebang kembali diangkat oleh masyarakat Gebang Cirebon melalui tradisi haul.

Acara haul Pangeran Sutajaya dilaksanakan di Desa Gebang Kulon, Kecamatan Gebang yang biasa dihadiri kerabat Keraton Kanoman, Kementerian Pariwisata, Dinas Pariwisata Kabupaten Cirebon, Muspika Gebang, serta melibatkan lembaga swadaya masyarakat dan organisasi kepemudaan.

Para warga dan masyarakat Gebang pun merespon baik pasca rutinnya gelaran haul Pangeran Sutajaya. “Tiap tahun akhirnya ramai, para penjual di sini juga bisa senang. Karena sangat berdampak pada ekonomi warga sekitar. Dan yang paling penting kita semua bisa ngaji sejarah Gebang ini sendiri, berikut sosok Pangeran Sutajaya,” ujar Ihsanuddin, salah satu warga sekitar.

Acara haul tersebut, biasanya diisi dengan arak-arakan yang dihadiri Pangeran Patih dari Keraton Kanoman. Pangeran Patih akan diarak menggunakan kendaraan Paksi Nagaliman diikuti para pengawal yang berkostum laiknya zaman kesultanan. Pawai tersebut akan berakhir dengan kegiatan tahlil bersama di makam Pangeran Sutajaya.

Tradisi budaya ini menjadi ajang untuk menarik wisatawan baik lokal maupun dari luar Cirebon. Salah satu trah Kesultanan Cirebon Elang Solehudin menerangkan, bila keberadaan situs Keraton Gebang sarat akan sejarah penyebaran Islam di Cirebon sehingga perlunya perawatan.

Dulunya, Haul Pangeran Sutajaya ini hanya dilaksanakan oleh keluarga dan kerabat Pangeran Sutajaya atau Elang Gebang saja. Melihat potensi wisata sejarah yang ada di dalamnya, maka salah satu warga FKWSG menginisiasi agar haul ini bisa melibatkan seluruh warga Gebang. “Dan alhamdulillah sekarang sudah melibatkan seluruh warga di desa-desa se Kecamatan Gebang. Melalui acara tersebut, warga Gebang bisa terus menjaga sejarah, silsilah dari Pangeran Sutajaya,” ungkap Elang Solehuddin.

Bak gayung bersambut, tradisi haul Pangeran Sutajaya di Situs Keraton didukung penuh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cirebon. Penetapan tradisi haul ini biasa dilakukan pada bulan Maulid.

Dampak kegiatan haul tersebut, saat ini perawatan Situs Pangeran Sutajaya dan Keraton Gebang Krapyak mendapat dukungan dari berbagai pihak termasuk Pemerintah Kabupaten Cirebon..

Solehudin yang juga mewakili FKWSG berharap, keberadaan keraton Gebang dapat menjadi simbol potensi wisata religi bagi masyarakat Cirebon timur. Bila itu terwujud, maka akan ada dampak positif bagi ekonomi warga sekitar.

Sejauh ini keberadaan keraton, tak absen dari wisatawan dari berbagai daerah. “Kedatangan wisatawan tujuannya macam-macam. Ada yang berkepentingan untuk studi, kajian, rutinan, riset atau hanya sekadar berwisata melihat bangunan dan peninggalan zaman dulu,” ungkap Solehudin.

Oleh karenanya, FKWSG pun berencana mangembangkan wisata situs Keraton Gebang dan situs Pangeran Sutajaya.

Meski demikian, FKWSG belum mampu merealisasikannya karena tidak adanya biaya untuk perizinan. “Karena memang ada tanah dari pemilik rumah dekat situs ini yang merupakan hak waris atas lahan tersebut. Itu yang masih menjadi kendala. Kita berharap kedepan Pemkab Cirebon bisa membantu pembenahan, perawatan dan pengembangan situs ini,” harapnya. *Soy

 

Pencarian
Edisi Terbaru 2024
Agustus 2024
Cover edisi Agustus 2024
Juli 2024
Cover edisi Juli 2024
Juni 2024
Cover edisi Juni 2024